Eselon II Itu-Itu Saja Bupati Merasa Tak Bisa Berekspresi
SUMBER, SC- Tidak lama lagi hasil assesment pejabat eselon II akan diputuskan oleh Bupati Cirebon, H Imron MAg. Namun, bupati tidak bisa leluasa berekspresi menentukan posisinya, karena tidak ada pilihan lain di luar lingkaran orang-orang yang saat ini menduduki jabatan eselon II.
Menurut bupati, komposisi sosok pejabat eselon II di Kabupaten Cirebon sangat terbatas. “Kelemahan birokrat di kita kan itu, pejabat eselon II orangnya itu-itu saja,” ujar Imron, Jumat (3/1).
Namun demikian, menjelang keputusan assesment yang akan dikeluarkannya, bupati pun kini sudah mulai dapat menilai kinerja yang dilakukan oleh bawahannya. Setidaknya, ia sudah mulai menilai kinerja pejabat eselon II kurang lebih selama dirinya mejabat sebagai bupati.
Dan sampai saat ini, bupati menilai kinerja kepala dinas masih belum mencapai kata maksimal. Bupati menilai, sjumlah OPD juga belum mampu mencapai pada titik kinerja seperti yang diharapkan.
Salahsatunya adalah seperti dinas teknis yang capaiannya belum maksimal. Dinas tersebut harus dijabat oleh sosok yang paham dan mengerti akan hal yang harus dilakukan oleh dinas teknis.
“Dinas teknis ini perlu diperhatikan, harus diisi oleh orang yang kompeten. Karena sampai saat ini capaiannya belum maksimal,” kata Imron.
Untuk itu, Imron meminta agar pejabat eselon II harus punya grand design terkait program yang akan direalisasikan. “Pejabat harus membuat grand design terkait dengan seluruh programnya di dinas,” tegas bupati.
Selain itu, bupati juga secara tegas meminta kepada seluruh kepala dinas agar dapat bekerja untuk masyarakat sesuai dengan naluri dan hati nurani. Pasalnya, sejauh ini mayoritas dinas selalu menggunakan program dengan cara copy paste. “Yang saya tahu, untuk program dinas itu selalu copy paste dari program tahun sebelumnya,” tandasnya.
Bukan hanya itu, bupati juga melihat tingkat koordinasi antardinas di Kabupaten Cirebon belum berjalan secara optimal. Koordinasi yang masih setengah hati itu pun tak luput dari perhatian bupati sebagai bahan evaluasi. Karena, sebagai bupati ia mengaku jarang menerima laporan kinerja dari kepala dinas.
“Jarang saya menerima laporan dari dinas, jadi saya tegaskan kepada seluruh dinas agar melaporkan seluruh kinerjanya kepada saya,” tandasnya.
Sebelumnya, Imron mengaku lebih senang memberikan kebebasan kepada para kepala dinas dalam menjalankan tugasnya. Kebebasan yang diberikan kepada pejabat eselon II itu dimaksudkan untuk menghasilkan output yang inovatif dan kreatif.
Dengan kebebasan itu Bupati berharap mereka bisa mengeksplor seluruh kemampuan untuk membentuk grand design. “Karena saya lebih senang memberi kebebasan kepada kepala dinas supaya bisa punya inovasi dan kreasi dalam kinerjanya,” katanya. (Islah)