KOTA CIREBON, SC- Dosen Prodi Bimbingan Konseling (PBK) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon, Dewi Asiyah M.Pdi mengatakan, kenakalan remaja di wilayah Kota Cirebon, disebabkan ketimpangan sosial dari faktor intern ataupun faktor ekstern.
Menurut Dewi, kedua faktor tersebut memiliki polemik yang berbeda, seperti faktor intern lebih terbiasa ke diri pribadi si anak yakni kontrol diri yang lemah.
BACA JUGA: Polisi Diminta Tutup Cela Kejahatan Kota
“Dari intern sendiri kontrol diri yang lemah, kan usia remaja masa-masa yang penuh dengan gejolak, berteman dengan teman yang salah,”kata Dewi saat ditemui Suara Cirebon di ruangan kerjanya, Kamis (16/1).
Berbeda dengan intern, bagi Dewi faktor ekstern ini, lebih dominan kepada persoalan keluarga, seperti orang tua. Faktor ini lebih kompleks dibandingkan dengan faktor intern.
“Kalau ekstern disadari faktor keluarga, sekolahnya sendiri maupun dari masyarakat. Di keluarganya, misal keluarga yang penuh konflik, banyak keluarga yang miskin tapi harmonis, ada juga keluarga yang kaya tapi banyak konflik,”ujar Dewi.
BACA JUGA: BPJS Tetap Naik, Netty: Kau yang Memulai, Kau yang Mengingkari
Yang harus perlu digaribawahi, lanjut Dewi, yakni keluarga yang penuh dengan konflik, pasalnya itu bisa menyebabkan anak-anak di masa remaja lebih cenderung kepada kenakalan.
“Keluarga yang penuh konflik, itu bisa memicu anak-anak yang cenderung masa remaja nya dengan tanda kutip kenakalan, jadi seperti itu mas,”tambah Dewi.
Selain itu, aturan sekolah pun, terlalu banyak waktu kegiatan belajar mengajar yang kosong, namun dengan jam KBM yang kosong tidak diisi dengan kegiatan, sehingga hal tersebut bisa menyebabkan para remaja atau siswa-siswa nakal.
“Aturan dari sekolah tidak mengekang, masih bisa longgar, nah itu bisa melakukan perilaku yang menyimpang berulang kali,”katanya.
Sedangkan dari faktor masyarakat, lanjut Dewi, lebih dominan ke sikap tak peduli atau apatis, karena mereka lebih mengabaikan persoalan perilaku kenakalan remaja.
“Dari kesemuanya itu kalau tidak disinergikan enggak bisa mencegah kenakalan remaja dalam hal ini tawuran yah, cuma satu pihaknya saja, misal dari faktor orang tuanya saja ya itu enggak bisa, semua faktor harus disinergikan, karena sifatnya sudah kriminal, ya kepolisian juga,”ujar Dewi.
Saat dikonfirmasi soal tawuran antar remaja atau sekolah di wilayah Kota Cirebon ini, menurut Dewi disebabkan kurangnya pemantauan dari berbagai pihak.
BACA JUGA: Normalisasi Harusnya Sebelum Musim Hujan
“Penyebabnya sama, pengawasan yang kurang, nah sekarang bagaimana agar kejadian tersebut tidak terulang lagi, pasti pengawasan yang lebih intensif, baik dari sekolah, orang tua ataupun masyarakat,” jelasnya.
Bagi Dewi di zaman yang sudah canggih ini, anak-anak remaja masa kini sudah dibekali smartphone, sehingga hal ini sebenarnya bisa mempermudah orang tua untuk mengawasinya.
“Orang tua lagi kerja sesibuk apapun, itu pengawasan perlu, telefon anaknya, tanyain keberadaannya lagi dimana, udah pulang sekolah belum, jadi perlu perhatian anak-anak remaja tuh,”katanya. (M Surya)