Kalapas ingin agar pemberantasan narkoba dilakukan secara tuntas agar bisa diketahui alur yang dipakai dalam pembinaan untuk proses pengendalian. “Dalam hal ini yang kami butuhkan adalah bagaimana handphone sampai bisa masuk, kalau memang itu betul ada di tempat kami. Kalau pekerjaan tidak tuntas, kita khawatir akan terus terulang kembali,” terang Jalu.
BACA JUGA: Majalengka Terbanyak Warga Negara Asing
Karena, kata Kalapas, sejauh ini pihak Lapas sudah melakukan pengamanan ekstra melalui razia rutin setiap hari. Petugas yang akan berganti shift harus melakukan razia terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah.
Selain itu, ada juga razia dadakan seminggu dua kali. Kemudian staf umum juga terus mengontrol tembok-tembok Blok Lapas setiap hari dan ada pemasangan CCTV di luar untuk mengontrol kemungkinan adanya pelemparan HP dari luar Lapas.
“Seperti belum lama ini, dari hasil penggeledahan ke dalam kita bisa dapatkan handphone rangkaian. Kondisinya terbagi menjadi 10 bagian. Kemudian dirangkai dengan kabel-kabel. Jadi siapapun yang melihat bagian per bagian itu tidak akan paham kalau itu handphone. Tapi setelah 10 bagian itu digabungkan, ternyata itu bisa menjadi sebuah handphone dan bisa dipakai sebagai alat komunikasi,” ungkapnya.