“Alhamdulillah Kabupaten Cirebon saat ini tidak mengalami ulang tahun bencana kembali. Tetapi memang agak anehnya bencana banjir maupun angin kencang adanya di wilayah Cirebon bagian tengah,” kata Selly.
Sebelumnya, hujan lebat disertai angin kencang pada Jumat sore (24/1) sekira pukul 16.00 menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Kabupaten Cirebon. Pasalnya, dalam peristiwa tersebut sedikitnya tiga rumah terdampak oleh hujan lebat disertai angin kencang.
Salahsatu rumah milik Muhammad Syahri Romdhon ambruk total hingga menimpa dua rumah warga lain disampingnya milik Nono dan Heru.
BACA JUGA: Sukseskan PMB PTKIN, Kasubag Humas IAIN Cirebon: Maksimalkan Peran Humas
Menurut Muhammad Syahri Romdhon, peristiwa itu terjadi sangat cepat dan tidak diduga-duga seblumnya. Sehingga, dirinya tidak sempat menyelamatkan sejumlah barang yang ada didalamnya.
“Kejadiannya begitu cepat, tapi saat itu yang tahu persis kejadiannya adalah istri saya. Istri saya mengira ada gempa bumi karena ada suara yang cukup keras dan menganggetkan,” kata Muhammad Syhari Romdhon atau yang akrab disapa Aray itu.
Akibat ambruknya atap rumah miliknya, kata Aray, dua rumah tetangganya pun ikut tertimpa pada bagian dapur. Beruntung, kejadian tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa atau korban luka.
Pasalnya, saat peristiwa itu terjadi, sang istri sedang berada di dalam rumah di sebelahnya yang masih menjadi miliknya juga. “Rumah yang atapnya ambruk itu memang kosong. Hanya untuk menyimpan barang-barang saja. Tapi rencananya rumah itu akan ditempati orang tua saya dari Jakarta,” paparnya. (Islah)