“Karena bersifat gnosis, penyebarannya dari hewan ke manusia. Tapi sepertinya antarmanusia juga sudah muncul,” kata Encus.
Untuk itu, pihaknya juga merasa bertanggung jawab untuk ikut mem-backup penanggulangan yang sedang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) dengan melakukan antisipasi yang sudah dilakukan jauh sebelum kasus Corona terjadi. “Karena kita memang sudah nyambung sejak kasus antraks dulu, jadi kita terus monitor,” paparnya.
Dijelaskan, langkah antisipasi yang dilakukan pihaknya itu dengan menginstruksikan para petugas paramedis di Rumah Potong Hewan (RPH) untuk memonitor keberadaan hewan ternak yang dijual di pasar hewan maupun yang akan dipotong di RPH.
BACA JUGA: Ke Depan Warga Miskin Beli LPG 3 Kg Pakai Kartu
“Sejak kemarin-kemarin sudah saya instruksikan kepada para petugas, bahwa hewan yang dijual maupun yang dipotong harus selalu sehat walaupun kita tidak menjual ternak eksotik. Tapi kita jadi fokus juga dipasar hewan weru. Karena disana ada dijual hewan eksotik, atau hewan liar,” sambung Encus.
Di Pasar Hewan Weru pihaknya lebih fokus dengan menekankan pada petugas paramedis untuk mengawasi asal mula hewan dan kondisi kesehatannya. Karena, sejauh ini pihaknya sulit mengontrol kegiatan para pedagang di pasar tersebut karena tidak mengantongi izin.
“Kalau ke manusianya itu bukan ranah kami, tapi ranah Dinkes. Kami hanya bisa mem-back up untuk ternaknya dengan cara memonitor dan melaporkan jika ada ternak yang dicurigai,” pungkasnya. (Islah)