Pascabanjir, Pemkot dan BBWS Langsung Mengeruk 2 Sungai
CIREBON, SC- Terjadinya banjir di Kelurahan Kalijaga RT 07 RW 03, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon pada Senin malam (13/1), menjadi evaluasi bersama bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon. Namun, agar bencana itu tidak terulang kembali, Pemkot Cirebon melakukan normalisasi aliran Sungai Cikalong menggunakan alat berat berupa truk excavator digger atau backhoe.
Untuk pengerukan untuk normalisasi Sungai Cikalong ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Cirebon.
“Ini mendesak, agar air tidak lagi meluap ke pemukiman penduduk, kejadian kemarin jangan sampai terulang lagi. Dan bantaran sungai juga akan dibersihkan dari sampah, tanah, tanaman liar dan lainnya,” ujar Wakil Walikota Cirebon, Dra Hj Eti Herawati saat meninjau langsung normalisasi Sungai Cikalong di Kelurahan Larangan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Rabu (15/1).
Untuk itu pihaknya bersama tim melakukan normalisasi atau mempelebar aliran sungai. Tujuannya agar sungai bisa menampung air dalam jumlah banyak di musim penghujan ini dan tidak meluap ke pemukiman lagi.
“Sepanjang 2 kilometer kita lakukan normalisasi Sungai Cikalong ini di sisi yang mengarah ke hilir. Sebelumnya normalisasi di sisi lain telah dilakukan oleh BBWS Cimanuk-Cisanggarung,” kata Eti.
Namun untuk normalisasi kali ini, lanjut Eti, dananya bersumber dari APBD Kota Cirebon. Sekalipun alat berat berupa backhoe dipinjam dari BBWS Cimanuk-Cisanggarung.
Dikatakan, Sungai Cikalong sering kali airnya meluap ke permukaan hingga merendam ruas Jalan Ciremai setinggi 50 cm. Tak hanya di Sungai Cikalong normalisasi sungai dilakukan.
“Sungai Cipadu juga akan kami lakukan normalisasi. Kerjasama antara Kota dan Kabupaten Cirebon, dengan BBWS Cimanuk-Cisanggarung juga,” ungkap Eti.
Dalam mencegah banjir di Kota ataupun Kabupaten Cirebon harus dilakukan dengan saling bahu membahu untuk menormalkan aliran sungai yang ada di perbatasan Kota dan Kabupaten Cirebon tersebut.
Eti minta kepada dinas terkait untuk ke depannya agar segera memetakan kewenangan pemeliharaan sungai yang ada di Kota Cirebon. Karena baginya, ketika sudah dipetakan bisa segera dicari jalan keluarnya.
“Bisa segera dicari jalan keluarnya jika tingkat sedimentasi di sungai tersebut sudah tinggi dan aliran airnya tidak normal lagi. Kita bisa cari jalan keluar, bisa dana sharing atau lainnya,” tegas Eti.
Sementara itu, Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kota Cirebon, Agung Kemal menjelaskan jika berdasarkan pengalaman tahun kemarin, ada dua sungai yang menjadi penyebab banjir di Kota Cirebon yakni Sungai Cikalong dan Sungai Kedungpane.
“Sejumlah bangunan liar yang ada di bantaran sungai juga menjadi penyebab menyempitkan aliran sungai. Karena itu dibutuhkan kerjasama dengan semua pihak untuk bisa segera menormalkan aliran sungai termasuk dengan masyarakat,” ungkap Agung. (M Surya)