KEPALA Dinkes Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni menjelaskan, penurunan kasus kusta terjadi dalam tiga tahun terakhir, yakni dari tahun 2017 sampai 2019. Berdasarkan data yang dimiliki Dinkes, pada tahun 2017 jumlah kasus kusta sebanyak 232 kasus.
Pada tahun 2018 jumlahnya turun menjadi 229 kasus. Dan pada tahun 2019, jumlahnya kembali turun menjadi 204 kasus. “Artinya di Kabupaten Cirebon setiap tahun mengalami penurunan,” ujar Enny, Jumat (7/2).
Sampai saat ini, kata Enny, penderita kusta di Kabupaten Cirebon hampir tersebar disemua Kecamatan. Namun, data penderita kusta paling tinggi berada di 29 Kecamatan. Target Dinkes di tahun 2020 ini, ingin menangkis kusta dikalangan orang dewasa.
BACA JUGA: Jembatan Ambruk Akses Terputus
Untuk memenuhi target tersebut, pihaknya sudah membentuk forum santri peduli kusta belum lama ini. “Pembetukan santri peduli kusta bertujuan untuk mendeteksi kusta secara dini dilingkungan pondok pesantren. Mereka nanti kita berikan pemahaman tentang ciri-ciri kusta, mulai dari bentuk, warna dan lainnya,” papar Enny.
Dia menjelaskan, penyakit kusta disebabkan oleh bakteri atau kuman mycobacterium leprae. Gejala yang ditimbulkan, akan muncul bercak putih atau merah pada kulit namun ketika diraba tidak terasa. Maka jika terdapat bercak putih atau merah pada kulit dan tidak terasa saat diraba, segera periksakan ke Puskesmas terdekat.
“Segera ke Puskesmas saja, obatnya gratis kok. Jadi kami harap jangan kucilkan mereka, jangan diskriminasikan orang yang punya kusta. Karena mereka bisa sembuh. Pengobatannya hanya satu tahun, kalau rutin insya Allah akan sembuh,” terangnya.
Selain terus berupaya meminimalisir kasus kusta, imbuh Enny, Dinkes juga ingin menghilangkan stigma di masyarakat yang masih takut dengan penyakit kusta. “Kami ingin menghilangkan stigma di masyarakat, penyakit kusta ini jangan ditakuti. Dan penderita kusta harus kita rangkul supaya mereka bisa hidup secara normal seperti yang lainnya,” ujar Enny, Jumat (6/2).
BACA JUGA: Solusi PKL, Pemkot Perbanyak Shelter
Kadinkes meminta agar masyarakat tidak mengucilkan penderita kusta. Karena penyakit kusta bukan penyakit kutukan. Sehingga mereka justru harus dirangkul dan dihargai oleh masyarakat sekitar.
“Di beberapa wilayah di Kabupaten Cirebon memang masih menjadi daerah rawan penyebaran penyakit kusta, dan masyarakat melihat kusta ini masih sebagai penyakit kutukan,” ungkapnya. (Islah)