KANTOR Imigrasi Kelas I TPI Cirebon membuka program layanan Paspor Simpatik Imigrasi Cirebon Senja Melayani (Iron Senja). Hal itu sebagai wujud mempertahankan Zona Integritas (ZI). Program di-launching di Grage City Mall, Selasa sore (18/2).
Kepala Imigrasi Kelas I TPI Cirebon, Muhammad Tito Andrianto mengatakan, pembukaan Iron Senja sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik. Di antaranya membuka layanan pengambilan foto dan wawancara di mal tersebut.
BACA JUGA: Komisi II Tengahi Sengketa Lahan Warga Vs Perumnas
Menurutnya, untuk jadwal pelayanan pembuatan paspor di Grage City Mall dari jam 16.30 sampai dengan 20.30. Program Iron Senja siap melayani.
“Kita kuotanya satu hari itu 30, buka Rabu, Kamis dan Jumat, persyaratan KTP, KK dan akta lahir, pendaftarannya nomor antrean melalui WA,” ujarnya.
Adapun untuk pengambilan paspor yang sudah jadi, menurut Tito, bisa diambil di Kantor Imigrasi kelas 1 TPI Cirebon setelah tiga hari melakukan pembayaran. “Nanti ngambilnya setelah pemohon itu bayar, tiga hari setelah pembayaran baru bisa diambil, untuk pengambilan di kantor, targetnya agar memberikan pelayanan pembuatan paspor diluar jam kerja yaitu sore hari,” terangnya.
Dia mengakui, program Iron Senja ini baru pertama kali dilakukan di Cirebon. Akan tetapi sebelumnya memiliki program Imigrasi Masuk Desa dan itu sudah berjalan selama satu tahun.
BACA JUGA: Kemenlu Tawarkan Peluang Ekspor UMKM ke 114 Negara
“Untuk senja hari ini baru pertama kali, 2019 kita sudah berjalan satu tahun. Imigrasi masuk desa, kita langsung datang ke kecamatan-kecamatan, untuk pengambilan foto dan sidik jari untuk pembuatan paspor,” katanya.
Sedangkan bagi masyarakat yang ingin membuat paspor di Iron Senja bisa segera melakukan pendaftaran kepada nomer WhatsApp Kantor Imigrasi Kelas I TPI Cirebon.
Secara bersamaan, Kantor Wilayah Imigrasi Jawa Barat Liberti Sitinjak, Iron Senja adalah inovasi yang baru bagian dari perubahan mindset and culture set. “Ini adalah bagaimana kita sekarang melakukan inovasi-inovasi, seperti yang dikatakan saya tadi ini perubahan mindset and culture set,” katanya.
Menurut Liberti, dulu sebelum reformasi birokrasi seperti di tahun sekarang ini, masyarakat yang melayani para ASN. “Kalau dulu sebelum reformasi birokrasi, itu aparatur negara sipil yang dilayani masyarakat, sekarang yang reformasi birokrasi kita yang melayani masyarakat,” ujarnya.
BACA JUGA: Pengendara Sepeda Angin Tewas Diserempet Truk Fuso
Dengan beberapa produk yang sudah dimiliki Imigrasi, lanjut Liberti, pada tahun 2019 launching Imigrasi Masuk Desa.
“Dan beberapa produk yang sudah kita launching, misalnya tahun lalu saya ke sini Imigrasi masuk desa. Itu sangat membantu kita turun ke kelurahan atau desa,” katanya. (M Surya)