ARJAWINANGUN, SC- Organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) telah menetapkan status pandemi atas wabah Corona Virus Disease (Covid-19). Penetapan status tersebut menyusul Covid-19 telah terjadi secara global di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia.
Kondisi tersebut membuat Pemerintah, termasuk Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Cirebon telah menyiapkan Rumah Sakit (RS) setempat untuk siaga melakukan pencegahan dan penanganan bagi masyarakat yang terindikasi suspect Covid-19. Salah satu RS milik Pemda yang telah siap adalah RSUD Arjawinangun.
Direktur RSUD Arjawinangun, Bambang Sumardi kepada Suara Cirebon mengatakan, meskipun RS rujukan di wilayah Cirebon yang ditunjuk oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes) adalah RSD Gunungjati Kota Cirebon, namun RSUD Arjawinangun sebagai RS penyangga juga sudah siap untuk penanganan Covid-19. Kesiapan tersebut meliputi Sumber Daya Manusia (SDM), sarana prasarana hingga Alat Pelindung Diri (APD).
“Makanya dengan kapasitas fasilitas Rumah Sakit Gunungjati yang terbatas, otomatis rumah sakit di sekitar juga sudah harus siap melengkapi sarana prasarana penanganan kasus ini, termasuk Rumah Sakit Arjawinangun,” ujar Bambang Sumardi, Sabtu (14/3).
BACA JUGA: Menko PMK: RSD Gunung Jati Layak Layani Corona
Dia menjelaskan, sarana dan prasarana yang dimaksud termasuk APD atau pakaian seperti astronot untuk dokter dan paramedisnya. Namun, karena kasus Covid-19 tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir, Bambang khawatir suatu saat akan terjadi ledakan kasus yang membutuhkan penanganan melebihi kesiapan sarana dan prasarana yang ada saat ini.
“Kita sudah siapkan, untuk saat ini cukup. Tapi kita tidak tahu kedepan kalau misalnya terjadi ledakan kasus. Sekarang masker saja sudah sulit, kita dapat masker juga langsung dari korea walaupun harganya mahal,” paparnya.
Menurut Bambang, selain telah menyiapkan 5 ruang isolasi bagi pasien yang dicurigai Covid-19, RSUD Arjawinangun juga telah membentuk tim Severe Acute respiratory infection (SARI). Nantinya, tim akan bekerja sesuai standar penanganan yang telah ditetapkan oleh Kemenkes.
“Standar penanganan sudah diterapkan sejak pasien datang di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan langsung dilakukan pelapisan,” ungkap Bambang.
BACA JUGA : Belum Terima Salinan, No Comment
Jika pasien yang datang dicurigai Covid-19, imbuh Bambang, tim SARI akan langsung memasukkan pasien tersebut ke ruang isolasi. “Karena, sesuai petunjuk dari kementrian, yang ditunjuk adalah Rumah Sakit Gunungjati, ya nanti kita koordinasi dengan Rumah Sakit Gunungjati. Kalau misalnya Rumah Sakit Gunungjati penuh, ya otomatis harus siap disini (RSUD Arjawinangun),” tutur Bambang.
Sementara, ketua tim SARI RSUD Arjawinangun, dr Edy Kurniawan Sp.P, mengatakan, dari sisi SDM, RSUD Arjawinangun memang sudah siap. Sebagai pelayanan, paramedis di RSUD Arjawinangun dinilai sudah profesional. Penanganan akan dilakukan sesuai protap dan standar dari Kemenkes. Namun, Edy meminta agar managemen RSUD Arjawinangun memastikan sarana dan prasarana yang ada benar-benar sudah teruji mutu dan kualitasnya.
Pasalnya, berdasarkan pengalaman dirinya dalam tim penanganan SARS di Surabaya, kata Edy, penanganan kasus infeksius itu membutuhkan sarana dan prasarana yang benar-benar bisa melindungi pasien dan paramedisnya. “Jadi anatara pasien dan yang menanganinya itu benar-benar dijamin keamanannya dan kenyamanannya. Dokter dan paramedisnya tidak tertular virus,” jelas Edy.
BACA JUGA: Cegah Covid-19, KSOP Pelabuhan Bentuk Tim
Berbeda dengan RSD Gunungjati, di rumah sakit milik Pemkot Cirebon tersebut, lanjut Edy, sarana dan prasarana yang dimiliki tidak asal-asalan. Di rumah sakit tersebut, sarana dan prasarana sudah teruji, bahkan sudah diperiksa lagi oleh pihak Kemenkes.
“Prinsipnya kita siap selama sarana dan prasarana tadi (sudah teruji), kita siap untuk memback up. Mudah-mudahan di Rumah Sakit Gunungjati tidak berlebih,” ungkapnya. (Islah)