Petugas Kesehatan Menggunakan APD Seadanya
PLUMBON, SC- Ratusan santri yang dipulangkan dari Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur tidak langsung pulang ke rumah. Mereka harus menjalani pemeriksaan kesehatan lebih dulu oleh petugas kesehatan yang sudah stand by dengan alat screening dan alat penyemprot disinfektan untuk barang bawaan para santri.
Begitupun dengan para santri yang turun di halaman Masjid Aljabbar, Plumbon. Mereka harus mengikuti alur pemeriksaan yang ditentukan petugas kesehatan. Kepala Puskesmas Plumbon, dr Dewi Waskito Ningtyas menjelaskan, pemeriksaan atau pengecekan kesehatan dilakukan sejak para santri turun dari bus. Satu per satu mereka dilakukan pemeriksaan suhu tubuh terlebih dahulu.
Setelah itu, kata Dewi, kemudian mereka mengisi data diri mulai dari nama, alamat, nomor telepon hingga keluhan-keluhan yang dialaminya. Jika lolos tahapan pemeriksaan, jelas dia, mereka juga diharuskan untuk mencuci tangan menggunakan sabun di tempat yang sudah disediakan.
“Mereka harus mengisi data diri, nama, alamat nomor telepon kemudian juga keluhan-keluhan seperti batuk, pilek, sesak atau demam,” ungkapnya, Rabu (1/4/2020).
Setelah mencuci tangan, lanjut Dewi, mereka diarahkan untuk berkumpul dan duduk di halaman masjid dengan tetap menjaga jarak sekitar satu meter. Dia menambahkan, mereka juga diharuskan tetap berada di rumah selama 14 hari dengan tetap menjaga kesehatan dan menjaga jarak dengan anggota keluarga lainnya.
“Setelah itu mereka diberi edukasi tentang protokol ketika berada di rumah,” jelas Dewi.
Dia menyampaikan, ratusan santri yang sudah menjalani pemeriksaan tersebut semuanya dalam kondisi sehat. Namun diakui, ada salah satu santri yang diketahui agak demam.
BACA JUGA: 1 Jam Dibiarkan Tergeletak
“Memang ada yang agak demam, tapi tidak ada keluhan yang lain. Jadi kami anjurkan untuk tetap berada di rumah dan minum obat penurun panas setelah berada di rumah dan tidak keluar rumah selama 14 hari,” ungkapnya.
Disinggung terkait minimnya APD yang digunakan dalam pencegahan Covid-19, Dewi mengakui hal itu juga terjadi di semua Puskesmas. Bahkan, untuk mendapatkan masker saja, dia mengaku kesulitan. Apalagi baju hazmat, dipastikan semua Puskesmas belum ada yang menggunakan baju tersebut.
BACA JUGA: Minim APD, DPRD Akan Bahas Bersama Bupati
“Baju hazmat semua Puskesmas tidak punya, mungkin belum ada. Tapi paling tidak, dengan APD seadanya, ada usaha kita untuk melindungi tenaga kesahatan. Kita tidak tahu siapa yang menularkan dan siapa yang jadi penular,” ungkapnya. (Islah)