KOTA CIREBON, SC- Salah satu dampak dari pandemi Covid-19 di Kota Cirebon adalah di sektor ekonomi. Akan tetapi dampak tersebut tidak hanya dirasakan di Kota ataupun Kabupaten Cirebon saja, melainkan di seluruh daerah di Indonesia, bahkan perekonomian dunia.
Hal tersebut seperti dikatakan, Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Swadaya Gunungjati (UGJ) Cirebon, Prof Dr Hj Ida Rosnidah SE MM kepada Suara Cirebon melaui sambungan seluler, Senin (6/4/2020).
“Jadi kenapa begitu karenakan dengan upaya yang dilakukan untuk memutus penularan Covid-19 kita kan harus menjaga jarak yah atau dengan istilah Social Distancing itu,” kata Ida.
Dengan adanya Social Distancing ini, lanjut Ida masyarakat diharuskan untuk berdiam di rumah saja, sehingga hal tersebut dapat mengguncangkan perekonomian masyarakat. “Kenapa karena dengan berdiam di rumah arus pergerakan orang dan perdagangan menjadi tersendat,” ujarnya.
Dikatakan dia, dampak Covid-19 juga dirasakan di sektor rumah tangga, karena berimbas pada penurunan daya beli untuk pekerja informal. Selain itu, kata Ida, akan berdampak juga pada UMKM. Di tahun 1998, UMKM tidak terpengaruh, akan tetapi justru sekarang terpengaruh.
“UMKM kan biasanya dia mampu bertahan dalam krisis, tapi saat ini diperkirakan akan terpukul paling depan, karena itu tadi, banyak yang tidak membeli produknya,” papar Ida.
Sehingga, menurut dia, hal tersebut juga akan berimbas pada sektor korporasi, karena dari sisi rantai pasokan dan perdagangan, akhirnya bisa merembet ke sektor keuangan. Sehingga hal itu saling memberikan efek. Dari sektor keuangan, lanjut Ida, perbankan misalnya, juga akan ada kemungkinan terkena dampak. Karena, memang yang menerima pinjaman atau kredit itu para pengusaha.
“Di antaranya kan para pengusaha UMKM ini karena situasi bisnisnya sedang seperti ini, jadi akan mengakibatkan yang sama ke perbankan adanya gagal bayar. Apalagi misalnya betul-betul dilakukan lockdown (karantina wilayah). Itu akan lebih parah, baru social distancing saja sudah banyak dampaknya. Kalau dikarantina wilayah akan memperburuk,” jelas Ida.
BACA JUGA: Dewan Desak Pemkot Sisihkan APBD
Upaya menyelematkan perekonomian masyarakat pada situasi pandemi Covid-19 ini, pemerintah pusat menambahkan anggaran sekitar Rp405,1 triliun. Ida mengungkapkan, dari banyaknya anggaran tersebut, Presiden Joko Widodo menyisihkan untuk Rp75 triliun untuk kesehatan.
“Anggaran itu, Rp75 triliunnya untuk kesehatan. Seperti penanggulangan APD, dan alat tes, Rp100 triliunnya untuk pengamanan sosial. Jadi nanti akan diberikan bantuan social,” ujarnya.
BACA JUGA: Pemkab Cirebon akan Berlakukan Lockdown Parsial
Terkait dengan adanya penambahan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk masyarakat kurang mampu pada situasi seperti ini, Ida berharap bantuan tersebut tersalurkan sesuai sasaran.
“Sarannya bansos ini bisa diterima kepada keluarga yang sangat membutuhkan pada situasi seperti ini, misalnya para pedagang, pekerja harian, yang memang pada situasi seperti ini mereka tidak bisa berkerja,” tandasnya. (M Surya)