SUSUKANLEBAK, SC- Tak patah arang, itulah kondisi yang dirasakan hampir seluruh pemerintahan desa terkait mewabahnya Covid- 19 yang saat ini melanda seluruh negeri. Hal ini dikarenakan belum turunnya anggaran Dana Desa, sementara penanggulangan atau antisipasi harus dilakukan.
Seperti penyemprotan cairan disinfektan maupun penyediaan sarana pembersih untuk mencuci tangan bagi warga. Salah satunya seperti yang dituturkan Kuwu Curug Wetan, Kecamatan Susukanlebak, Kabupaten Cirebon, Jaenudin kepada Suara Cirebon, Sabtu, (18/04/2020).
“Kami dari pihak pemdes dan lembaga desa termasuk karang taruna dan masyarakat, secara bersatu padu melakukan penyemprotan disinfektan di 16 RT dan 4 RW yang ada di Dusun 1 dan Dusun 2, walaupun memang Dana Desa belum cair, bukan berarti kami harus berdiam diri,” ujarnya.
BACA JUGA: Sekretaris BPD Kanci Diduga Diintimidasi
Untuk itu, lanjut dia, dalam melakukan kegiatan antisipasi penyebaran Covid-19 di Desa Curug Wetan, pihaknya menggunakan dana talangan, termasuk menyediakan masker bagi warga. Untuk itu, pihaknya sangat berharap agar Dana Desa segera dapat dicairkan secepatnya.
Selain itu, Pemerintah Desa Curug Wetan pun melakukan pendataan terhadap warga yang baru datang dari perantauan dan mengimbau untuk melaksanakan isolasi mandiri. Hingga berita ini diturunkan sudah 149 warga perantau yang pulang ke desa tersebut dan mayoritas dari Jakarta.
Bertepatan dengan pelaksanaan penyemprotan, Ketua BPD Curug Wetan, Bagya Robandi mengatakan, bersama pemerintah desa setempat pihaknya juga melakukan pengontrolan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT ). Pasalnya, dia mengungkapkan, masih banyak warga yang berhak tetapi tidak memperoleh bantuan tersebut.
BACA JUGA: Wacana Pemotongan DD Disayangkan
“Kami sangat menyayangkan tidak adanya kordinasi yang dilakukan oleh pihak kordinator atau pengurus PKH yang bersangkutan dengan siapa yang menerima dan datanya bagaimana, karena dalam pantauan kami, banyak warga yang luput dari perhatian,” ujarnya.
Bahkan, lanjut dia, pihaknya menilai penyaluran bantuan tidak tepat sasaran, “Jika boleh saya berkata jujur, penyaluran ini tidak tepat sasaran, dan kami dari lembaga bekerjasama dengan pemdes akan terus melakukan pantauan dan validasi. Ironisnya PKH itu bisa berkurang tapi tidak bisa bertambah, ini kan sebuah persoalan yang harus cepat segera dilakukan pembenahan,” tegas Bagya. (Agus)