Surat Pemberitahuan Sudah Dilayangkan karena Gedung Pusdiklatpri Sudah Milik Pemkot
KOTA CIREBON, SC- Kepala Dinas Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Cirebon, Agus Mulyadi mengatakan, ada dua lokasi yang akan dijadikan tempat penanganan Covid-19, yakni BKKBN dan Pusdiklatpri yang saat ini ditempati Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon.
Dikatakannya, tempat tersebut akan digunakan selama pandemi Covid-19. Dari kedua tempat tersebut, baru BKKBN Kota Cirebon yang sudah diintervensi untuk segera digunakan menjadi tempat penanganan Covid-19 di Kota Wali ini.
“Di Pusdiklatpri belum, baru di BKKBN kita intervensi Covid-19, ya memang sekarang hanya pengamanan di aset saja. Nanti ditahap dua hasil resosialisasi kita sampaikan pengusulan,” kata Gus Mul, sapaan akrabnya kepada Suara Cirebon usai melakukan Vicon dengan Mendagri dan Menkeu RI di Command Center, Balaikota Cirebon, Jumat, (17/4/2020).
Saat ditanya soal kisaran anggaran penanganan Covid-19 di BKKBN, dia mengakui tidak mengetahui secara pasti. “Anggaran renovasi buat penanganan Covid-19 di BKKBN tanya ke Dinkes, berapa saya lupa, tanyain ke Dinkes,” katanya.
Adapun renovasi untuk penanganan Covid-19 di Pusdiklatpri, harap Gus Mul bisa secepatnya dilakukan. Pasalnya, kata dia, hal itu untuk mengantisipasi jika terjadi kondisi yang semakin memburuk, sebab di Pusdiklatpri bisa menampung banyak orang.
“Ya segera kalau mempersiapkan sampai kondisi terburuk, di BKKBN cuma nampung empat puluh, sampai enam puluh orang. Setelah itu ya harus disiapkan (Pusdiklatpri) mudah-mudahan tidak terjadi out break,” terangnya.
BACA JUGA: Operasi Ketupat Lodaya Tetap Digelar
Bahkan, di ruas jalan Ciptomangunkusumo, BKD pun sudah melakukan pengamanan aset Pusdiklatpri dengan melakukan pemagaran. “Itu hanya untuk pengaman aset, karena memang sudah rencana kami akan mengamankan aset jadi dipagar,” ujarnya.
Sedangkan gedung Pusdiklatpri yang masih digunakan UNU Cirebon, kata Gus Mul, pihaknya sudah mengirimkan surat pemberitahuan kepada universitas tersebut. Pemberitahuan ini meminta kampus tersebut untuk segera pindah.
“Untuk segera memindahkan, secara formal kami tidak ada perikatan apapun dengan lembaga pendidikan, kalau ada perikatan sih masih bisa menghargai. Tapi kan sewaktu-waktu Pusdiklatpri untuk kondisi tertentu bisa kita gunakan, karena sudah milik Pemkot,” paparnya.
BACA JUGA: Satpol PP Temukan Toko Modern dan Tempat Hiburan yang Bandel
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) UNU Cirebon, Djojo Sutardjo SE MM mengakui, pihaknya pernah meminta waktu kepada Pemkot untuk berbenah.
“Cuman waktu itu minta waktu untuk berbenah, akhirnya diberikan, dan kita tetap berjalan seperti biasa kegiatan akademis masih berjalan,” katanya.
Djojo juga menjelaskan, diliburkannya kegiatan perkuliahan di UNU Cirebon tidak ada sangkut pautnya dengan akan digunakannya gedung Pusdiklatpri untuk penanganan Covid-19 oleh Pemkot Cirebon.
“Kemarin ditutup itu memang lokcdown, itu semua intansi jadi kegiatan itu tidak ada kaitannya mau dipakai penanganan Covid-19, itu atas inisiatif dan kesadaran akademis, sampai tanggal 31 Mei,” katanya.
BACA JUGA: Pemdes Tegalkarang Gerak Cepat Tangani Covid-19
Ia juga menambahkan selama pandemi Covid-19 ini, kegiatan perkuliahan di UNU Cirebon melakukan sistem E-learning.
Ketua Gugus Reaksi Cepat (GRC) Kota Cirebon, Mohammad Arief Subagja pun angkat bicara. Ditemui di salah satu warung kopi, dia mengaku tidak sepakat dengan wacana terkait perubahan Gedung Pusdiklatpri menjadi tempat penanggulangan Covid19.
“Menurut pendapat saya, rasanya sangat tidak tepat jika gedung Pusdiklatpri dijadikan tempat penanggulangan wabah virus Covid19. Karena Pusdiklatpri sering di pergunakan oleh umum, termasuk kegiatan belajar mengajar di Kampus Univeraitas Nahldatul Ulama (UNU),” tururnya.
Pasalnya, menurut Arief, dalam menggunakan tempat untuk penanggulangan Covid19 ini sebaiknya Pemerintah Kota Cirebon menggunakan tempat yang lebih terisolir dan jauh dari pemukiman warga.
BACA JUGA: Wakil Rakyat Jangan Berseteru Utamakan Rakyat
“Jangan di Pusdiklatpri, kalau bisa cari tempat yang lebih terisolir, jauh dari pemukiman warga, sekolahan. Karena semua juga tahu, virus (Covid-19) merupakan virus yang penularannya sangat cepat. Dan masih banyak juga, tempat yang layak untuk digunakan sebagai penanggulangan Covid19,” paparnya.
Dalam kesempata ini dia berharap agar Kota Cirebon mempunyai tempat penanggulangan wabah Covid-19. “Untuk kedepannya saya berharap, semoga di Kota Cirebon punya tempat khusus yang lebih memadai dalam menanggulangi pandemi Covid19,” pungkasnya. (M Surya/Syaeful)