KOTA CIREBON, SC- Belasan tenaga kesehatan di Rumah Sakit (RS) Ciremai Cirebon terpapar Covid-19. Informasi tersebut beredar luas melalui pesan berantai di grup WA. Numun, Kepala RS Ciremai, Letkol CKM Andre Nofan membantah adanya belasan tenaga medisnya yang dinyatakan positif Covid-19.
Kendati demikian, dirinya membenarkan adanya PDP yang meninggal dunia pada Rabu (15/4/2020) lalu. Andre mengungkapkan, keluarga pasien PDP yang meninggal di rumah sakit setempat yang berinisial M ini tidak mengatakan sejujurnya kepada petugas medis, bahwa yang bersangkutan sempat kontak dengan pasien positif Covid-19.
Pasalnya, seperti diketahui, pasca meninggalnya M, hasil swab menunjukan yang bersangkuta positif Covid-19.
“Kita mencurigai pasien ini mengarah ke Covid-19. Sudah kita tanyakan berkali-kali ke keluarga pasien, apakah pernah kontak langsung dengan pasien positif atau tidak, tapi menyangkal. Artinya tidak terbuka,” kata Andre kepada awak media di Public Safety Center (PSC) 119 Kota Cirebon, Senin (20/4/2020).
Baca Juga: PPDB di Kota Cirebon Terapkan Dua Skema
Ia mengakui pasca kejadian tersebut, sebanyak 21 tenaga medis yang sempat merawat pasien M harus melakukan isolasi secara mandiri. “Ada yah 21 orang tenaga medis, 18 perawat, dan tiga dokter spesialis, jadi kami lakukan isolasi mandiri sesuai dengan protap kesehatan,” katanya.
Namun, Andre menyesali dengan banyaknya informasi hoax yang mengaitkan RS Ciremai, seperti beredarnya informasi salah satu dokter spesialis meninggal akibat terpapar Covid-19 dari pasien yang meninggal.
“Itu tidak benar, karena sampai tadi siang, kami masih bisa komunikasi dengan Dr Ludmillah spesialis syaraf. Memang yang bersangkutan saat ini isolasi mandiri di rumah,” paparnya.
Andre memastikan, dokter spesialis syaraf yang diberitakan melalui unggahan warga di media sosial Facebook itu dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. “Kondisi nya baik-baik saja, dan Alhamdulilah sehat, tapi memang beliau melakukan isolasi mandiri selama satu Minggu,” ujarnya.
Baca Juga: Refocusing Anggaran Tahap Pertama Selesai
Hal serupa dikatakan, Kepala Bidang Pelayanan Medis RS Ciremai Kota Cirebon, Retro Yuniwati. Dia memaparkan, keluarga pasien sempat tidak mengatakan sejujurnya, bahwa si pasien pernah kontak langsung dengan pasien positif.
“Ya sempat tidak mengaku, setelah menyangkal keluarga pasien akhirnya mengaku, pasien sempat kontak langsung dengan pasien yang positif Covid-19,” katanya.
Setelah ada pengakuan dari keluarga pasien, pihak RS Ciremai segera melakukan rapid test kepada pasien, setelah dilakukan rapid test pasien dinyatakan negatif.
“Pengakuan keluarga ada riwayat kecing manis, tapi waktu datang ke rumah sakit dalam keadaan sesak nafas dan tensinya tinggi, mangkanya kita konsul ke dokter spesialis syaraf,” pungkasnya.
Baca Juga: Zakat Fitrah Online, Baznas Belum Tentukan Sikap
Sementara itu, ditemui di kantornya, Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid19 Kota Cirebon, dr Egy Sugiarto MKes melalui sekretaris gugus tugas setempat, dr Sri Nurlaelan Erwani mengimbau kepada masyarakat agar jangan terlalu percaya terhadap kabar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Tolong kepada warga Kota Cirebon ketika mendengar atau menerima kabar dari media sosial agar benar-benar dikoreksi kebenarannya, jangan asal terima begitu saja, akan tetapi masyarakat harus mengecek langsung website kami, dan website kami bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Serta jangan pernah membuat panik masyarakat,” ujarnya.
Baca Juga: Penyaluran Bansos Masih Dibahas
Untuk itu, Nurlaelan meminta kepada masyarakat Kota Cirebon untuk selalu melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Bahkan, jika merasakan suatu gangguan kesehatan harus dikatakan dengan jujur kepada petugas medis.
“Jangan takut untuk periksa ke puskesmas dan berkoordinasi dengan tenaga medis. Kalau tidak jujur, maka akan merugikan kita semua. Ke depannya saya berharap, ketika ada salah satu warga yang terpapar Covid-19, masyarakat jangan mengucilkan pasien tersebut, kalau masyarakat melakukan hal atau memberikan stigma negatif, itu hanya akan membuat nervous si penderita, tapi berikanlah support atau semangat untuk semubuh,” tegasnya. (M Surya/Syaeful)