Pemkot Cirebon sudah menghabiskan kisaran 45 juta untuk merenovasi Pusdiklat KB menjadi ruang perawatan tambahan Covid-19. Bahkan, kerja sama juga telah dilakukan dengan salah satu hotel untuk menyiapkan 30 ruangan untuk tenaga kesehatan.
RENACANA Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon melaui Dinas Kesehatan Kota Cirebon, untuk memakai eks gedung Pusdiklatpri sebagai tempat penanganan Covid-19 rupanya dibatalkan. Sebab, gedung yang kini masih disewa UNU Cirebon itu, belum ada persiapan matang untuk dijadikan tempat penanganan Covid-19.
Sehingga Pemkot Cirebon, lebih memilih Pusdiklat KB yang berada di Jalan Sudarsono. Selain dijadikan tempat penanganan Covid-19, tempat ini juga untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan pasien. Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, dr Edy Sugiarto MKes kepada Suara Cirebon di ruang kerjanya, Kamis, (23/4/2020) siang.
“Sebetulnya bukan tidak jadi, tapi di Pusdiklatpri ini belum ada persiapan. Tapi kalau nanti dari Pemda ada PU yang bereskan mangga tapi dari dinas tidak ngutakngatik, karena itu belum ada persiapan,” kata Edy.
Baca Juga: Penyekatan “Red Zone” Butuh Anggaran Besar
Dikatakan dia, anggaran untuk merenovasi Pusdiklat KB menjadi ruang perawatan tambahan untuk Covid-19, Pemkot Cirebon sudah menghabiskan kisaran 45 juta. “Kalau di Pusdiklatpri kan belum ada persiapan apapun masih nol ya, nah di Pusdiklat KB ini sudah siap menampung minimalnya 40 orang yah,” ujar Edy.
Bahkan, lanjut dia, Pemkot Cirebon pun sudah berkerjasama dengan salah satu hotel untuk menyiapkan 30 ruangan yang akan dipakai untuk para tenaga kesehatan.
Selain itu, terkait pandemi Covid-19, pihaknya memprediksi akan redam pada bulan Juli mendatang. Pada bulan tersebut penyebaran wabah ini akan berakhir. Sedangkan untuk sekarang hingga lebaran masih dalam keadaan seperti ini.
“Tapi ini prediksi bisa meleset, bisa saja sampai bulan Desember. Kalau melihat sekarang ini, kemungkinan Juli mas. Kalau saya hitung, penularan orang-orang sekarang berarti 15 hari lagi, pas di tengah bulan-bulan Ramadan ada pengeluaran lagi, hantem lagi 14 hari lagi, kan masa inkubasi 14 hari tuh,” ujarnya.
Baca Juga: Wakil Rakyat Jalani Rapid Tes
Yang paling penting kata dia, selama pandemi ini, stop transmisi dengan melakukan cuci tangan menggunakan sabun, social distancing atau jaga jarak. “Ning umah bae bahasa Cirebone, aja klayang-kloyong. Duduk manis di rumah, karena apa sekarang lagi banyak orang-orang yang calon menulari ke teman-teman yang lain. Jadi OTG atau ODP yang mungkin positif sekarang berkeliaran,” katanya. (M Surya)