SUMBER, SC- Ditengah upaya pencegahan penyebaran Covid-19 yang sedang gencar dilakukan, Pemdes Gegesik Kulon, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon juga tetap melakukan upaya pencegahan penyakit yang justru lebih ganas dari pandemi Covid-19, yakni Demam Berdarah Dengue (DBD). Pencegahan berupa pemberian bubuk abate kepada warga Gegesik Kulon rutin dilakukan setiap tahun saat memasuki musim penghujan.
Seperti yang dilakukan pada Sabtu (18/4/2020), Pemdes Gegesik Kulon bersama puluhan pemuda relawan desa setempat melakukan penyemprotan disinfektan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Bersamaan dengan kegiatan itu, para relawan juga membagikan bubuk abate kepada warga desa tersebut untuk mencegah munculnya jintik nyamuk DBD, Aedes Aegypti.
BACA JUGA: DD Tersendat, Pemdes Kelimpungan
Kuwu desa Gegesik Kulon, Gatot Sutrisno mengatakan, pembagian bubuk abate sudah rutin dilakukan setiap tahun saat memasuki musim penghujan. Untuk musim hujan tahun ini, pihaknya sudah dua kali membagikan bubuk abate kepada warganya.
“Bulan april ini yang kedua, sebelumnya kami sudah membagikan bubuk abate pada awal musim hujan, bulan januari. Kalau penyemprotan disinfektan kami sudah lakukan lebih dari 8 kali,” ujar Kuwu.
Untuk 1900 KK, kata Kuwu, bubuk abate yang harus disiapkan mencapai 25 kg. Pencegahan sekaligus sosialisasi pentingnya penggunaan bubuk abate untuk pencegahan DBD sudah dilakukan Pemdes Gegesik Kulon sejak lama.
“Akhirnya sekarang kalau masuk musim hujan masyarakat pada minta abate ke desa,” kata Sutrisno.
BACA JUGA: FKKC Kaliwedi Apresiasi Gugus Tugas Covid-19 Kecamatan
Menurutnya, pencegahan DBD juga penting dilakukan mengingat penyakit tersebut justru lebih ganas dan mematikan.
“Alhamdulillah di Gegesik Kulon belum ada korban DBD. Yang kami lakukan ini adalah pencegahan agar jangan sampai ada korban di desa kami,” ungkapnya.
Sementara, Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, dr Nanang Ruhyana menyebutkan, jumlah kasus DBD tahun ini mengalami peningkatan jika dibanding tahun sebelumnya. Sejak Januari sampai April 2020 ini Dinkes mencatat 295 kasus dengan jumlah kasus meninggal sebanyak 8 orang.
“Ini case fatality rate (angka kematian kasar)-nya berada di angka 2,7 persen. Harusnya, kalau normal case fatality rate-nya dibawah 1 persen,” ujar Nanang.
BACA JUGA: Sekretaris BPD Kanci Diduga Diintimidasi
Menurut Nanang, angka kasus DBD tertinggi terjadi di Kecamatan Greged kemudian disusul Sindanglaut, Babakan dan Ciwaringin. Sedangkan ke delapan orang yang meninggal karena DBD itu tersebar di beberapa Kecamatan di Kabupaten Cirebon. Di Kecamatan Ciwaringin 1 orang, Kecamatan Greged 1 orang, Kecamatan Depok 1 orang, Kecamatan Plumbon 3 orang, Kecamatan Mundu 1 orang dan Kecamatan Pabedilan 1 orang.
“Untuk upaya pencegahan tetap dilakukan oleh teman-teman puskesmas, tiga M plus itu harus,” paparnya. (Islah)