CIREBON, SC- Isu rekomendasi Calon Wakil Bupati (Cawabup) Cirebon dari DPP PDI Perjuangan sudah mengerucut ke tiga nama. Kabar santer yang diterima Suara Cirebon menyebutkan, ke tiga nama itu adalah Yayat Ruhyat, Wahyu tjiptaningsih (Ayu) dan Sutrija.
Dari ke tiga nama tersebut, ketua DPRD Kabupaten Cirebon justru menyebut Rudiana layak direkomendasi menjadi Cawabup. Bahkan, Luthfi juga menyebut Rudiana berpotensi menjadi Wabup Cirebon. Pasalnya, kata dia, kompetensi Rudiana cukup memadai. Selain punya pengalaman panjang di legislatif, leadership Rudiana juga dinilai mumpuni.
“Sepanjang yang saya ketahui, PDIP punya banyak kandidat yang memadai, salah satunya Rudiana. Dia punya kompetensi yang memadai, punya pengalaman di legislatif cukup panjang, leadership-nya juga mumpuni. Saya fikir Pak Rudiana layak untuk direkomendasi jadi salah satu pendamping Bu Ayu untuk mengisi posisi calon E 2,” ujar Luthfi kemarin.
Selain Rudiana, sambung dia, PDI Perjuangan juga punya kandidat terbaik lainnya, yakni H Mustofa. Menurutnya, Mustofa juga punya kemampuan leadership yang bagus. Selama kepemimpinannya di DPC PDI Perjuangan Kabupaten Cirebon, program-programnya baik dan mendapat banyak dukungan dari masyarakat.
“Jadi saya fikir kedua nama tersebut layak untuk didorong menjadi salah satu balon (bakal calon) Wabup Cirebon,” ujar Luthfi.
Baca Juga: Muscab DPC PKB Diundur
Kendati demikian, lanjut dia, hal itu sepenuhnya menjadi kewenangan PDIP. Sebagai ketua DPRD, dirinya tidak akan ikut campur dan akan menghormati batasan kode etik organisasi. Sejauh ini, pihaknya juga menunggu calon yang akan direkomendasikan oleh DPC PDI Perjuangan.
“Tugas kami memilih yang terbaik dari yang direkomendasikan PDIP. Soal jam terbang, itu menentukan kematangan seseorang di dalam memimpin. Dan saya melihat selain Ayu yang cukup didorong untuk menjadi E 2 adalah Rudiana dan Mustofa. Aan (Setiawan) juga layak deh,” paparnya.
Dari sejumlah nama Cawabup yang nantinya direkomnedasi, DPRD memastikan akan mengajukan pakta integritas. Luthfi menjelaskan, beberapa point penting yang perlu ada pada pakta integritas yang akan ditandatangani oleh balon Wabup itu, salah satunya mendukung birokrasi bersih dengan tidak melakukan jual beli jabatan. Selain itu, berkomitmen untuk mendorong program-program yang pro rakyat.
“Ini penting karena Kabupaten Cirebon perlu untuk berubah. Sekarang masyarakat menjerit, banyak yang nganggur, banyak yang miskin. Kita akan memilih kandidat yang paling pro dengan kepentingan masyarakat,” terangnya.
Baca Juga: Cawabup Cirebon Mengerucut Ketiga Nama, Ironis Jika Ayu yang Direkom
Diberitakan sebelumnya, kendati rekomendasi Calon Wakil Bupati (Cawabup) dari DPP PDI Perjuangan masih belum pasti, namun belakangan nama Wahyu Tjiptaningsih (Ayu) kembali menguat. Ia diprediksi akan mendapat rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan. Hal itu, sontak membuat bursa Cawabup Cirebon kembali memanas.
Namun, salah satu kandidat yang juga ikut mendaftar, Sutrija menanggapinya dengan santai. Ia mengaku tidak mempersoalkan menghangatnya dinamika politik di daerah.
“Namanya politik, 5 menit saja bisa berubah. Santai saja,” ucap Sutrija, Kamis (23/4/2020).
Oleh karenanya, Sutrija mengaku memilih untuk tidak menanggapinya. Karena, kata Sutrija, rekomendasi itu diperkirakan tidak akan turun dalam waktu dekat ini. Pasalnya, saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19. Dimana pemerintah sendiri sudah melarang adanya pertemuan yang melibatkan orang dalam jumlah banyak. Instruksi pemerintah itu, diyakini Sutrija akan diikuti oleh DPP PDI Perjuangan. Selain itu, pascarakernas belum lama ini, belum ada pleno lanjutan ditingkat DPP.
“Melihat hasil pleno terakhir, sudah ada 3 nama yang muncul di DPP. Ada 3 orang yang di plenokan. Ada Yayat Ruhyat, Hj Wahyu Tjiptaningsih dan saya,” kata Sutrija.
Baca Juga: Rekom untuk Ayu Diragukan
Dia menambahkan, merebaknya wabah Corona ini telah merembet pada hal-hal lain, termasuk politik. Agenda politik yang telah terjadwal pun harus ditunda. Seperti pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan serentak. Setiap partai politik dipastikan akan fokus pada jelang Pilkada ini. Tapi nyatanya, sambung Sutrija, agenda sekelas Pilkada saja harus ditunda.
“Calon-calonnya kan belum diumumkan. Apalagi untuk Kabupaten Cirebon yang sifatnya hanya PAW,” terangnya.
Lebih jauh Sutrija menjelaskan, kondisi yang ada di Kabupaten Cirebon berbeda dengan DKI Jakarta yang baru saja melangsungkan pelantikan Gubernur. Karena proses cawagubnya sudah berjalan sejak lama.
“Untuk DKI itu beda, karena prosesnya sudah lebih dulu dan sudah lebih lama. Sehingga disaat ada wabah Corona pun, (bisa) tetap dilakukan,” tukasnya.
Ketika disinggung bahwa rekomendasi itu untuk Ayu, dia juga tidak menampik. Ia hanya merasa ironis jika benar rekomendasi untuk Ayu.
“Ironis kalau sampai beliau (Ayu) direkomendasi. Kalau sampai benar, berarti itu mempertegas bahwa pemerintahan Pak Imron tidak lepas dari kenadali Sunjaya,” tegasnya.
Baca Juga: Kantor KPU Akan Segera Dibangun di Lahan Baru
Meski demikian, Sutrija berharap siapapun orang yang mendapat rekomendasi dari DPP nanti, bisa membangun Kabupaten Cirebon lebih baik. Ia juga berharap agar kandidat Cawabup nanti diberikan kepada orang-orang yang mampu menambah PAD. Indikatornya dapat dilihat dari action plandnya. Karena hal itu penting untuk perbaikan Kabupaten Cirebon ke depan. (Islah)