SUMBER, SC- Memasuki hari ketiga pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Cirebon tingkat Jawa Barat, 16 check point tetap diterapkan untuk mengantisipasi masuknya pemudik dari luar daerah. Namun faktanya, jumlah pemudik yang masuk ke Kabupaten Cirebon justru terus bertambah.
Data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon, per hari Jumat (8/5/2020) jumlah pemudik dari luar daerah kini mencapai 41.515 orang. Artinya, dalam sehari terjadi kenaikan pemudik sebanyak 402 orang jika dibandingkan pada hari kedua PSBB yang mencapai 41.113 orang.
Bahkan jika dibandingkan pelaksanaan PSBB hari pertama kenaikannya mencapai 705 orang. Karena data Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Cirebon pada hari pertama PSBB jumlahnya tercatat sebanyak 40.765 orang.
Menanggapi hal itu, Bupati Cirebon, Drs H Imron MAg mengaku hal itu terjadi karena kurangnya personel di tiap-tiap check point. Sehingga para pemudik bisa lolos dari pemeriksaan.
“Saat waktu berbuka puasa, para petugas kan buka puasa, jadi check point tidak ada yang menjaga. Nah para pemudik ini memanfaatkan momen-momen seperti itu. Mereka sepertinya sudah tahu trik-triknya. Dan memang kita kekurangan personil juga,” ujar Imron, Jum’at (8/5/2020).
Baca Juga: Perbup Sudah Diteken Bupati Cirebon, Payung Hukum BLT DD Sedikit Lagi Selesai
Bupati mengatakan, meski telah menginstruksikan petugas untuk berjaga selam 24 jam, namun keterbatasan jumlah personel membuat pemerintah akhirnya ‘kucing-kucingan’ dengan pemudik. “Di check point itu harusnya dijaga 24 jam, cuma ya itu karena keterbatasan personil jadinya kucing-kucingan dengan pemudik,” terang Imron.
Selain itu, Imron mengakui banyak hal yang mempengaruhi pelaksanaan PSBB di Kabupaten Cirebon belum berjalan maksimal. Sehingga masih ada wilayah di Kabupaten Cirebon yang belum sepenuhnya melaksanakan PSBB.
Baca Juga: PDP Terkonfirmasi Positif Bertambah, Satu Meninggal Lagi
“Memang (PSBB) ada yang sudah terlaksana ada juga beberapa wilayah yang kurang berjalan. Ada beberapa desa dan kecamatan yang ketat, seperti di wilayah Ciledug yang gugus tugas tingkat desanya ketat. Jadi situasi dan niat dari masyarakat itu sangat mempengaruhi,” paparnya. (Islah)