KABUPATEN CIREBON, SC- Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pejuang Siliwangi Indonesia Kabupaten Cirebon menyelenggarakan halal bihalal yang dihadiri oleh Pengurus PAC sejumlah kecamatan se kabupaten, Minggu (31/5/2020).
Ketua PAC Gunung Jati, Wartana mengungkapkan, meskipun acara tersebut cukup sederhana, namun kegiatannya berlangsung sukses. Hal senada disampaikan oleh beberapa ketua PAC yang hadir. “Alhamdulillah Halal Bihalal Keluarga Besar DPC Pejuang Siliwangi Indonesia Kabupaten Cirebon berlangsung lancar dan sangat berkesan. Semoga kegiatan ini dapat diselenggarakan lagi di tahun-tahun selanjutnya,” katanya.
Dalam sambutannya, Ketua DPC Pejuang Siliwangi, Mustamid AM SPd SH MH yang juga mantan santri Babakan Ciwaringin , menjelaskan makna dan sejarah adanya hal bihalal dan dilanjutkan menceritakan tentang silsilah dan sejarah Syech Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
“Istilah halal bihalal itu ada pada tahun 1948. Ketika itu Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa. Para elit politik saling bertengkar, tidak mau duduk dalam satu forum. Kemudian Presiden Soekarno mengundang KH Wahab Hasbullah, pendiri NU ke Istana Negara dengan maksud meminta pandanganya untuk mengatasi situsi tersebut,” ujarnya.
Kemudian, kata Mustamid, KH Wahab Hasbullah memberikan saran agar diadakan silaturrahmi pada Hari Raya Idul Fitri. Menurutnya karena mereka saling menyalahkan di antara sesama maka yang ada dosa (haram) harus dihalalkan. “Sehingga sampai dengan sekarang selalu diadakan hal bihalal agar saling memaafkan tidak ada dosa lagi,” ungkapnya.
BACA JUGA: Haji Dibatalkan, Pelunasan Bipih Disimpan Atau Diambil?
Masih dalam sambutannya, Mustamid mengutip Sabda Nabi Muhammad Salallwahu Alaihi Wassalam, yang artinya, Siapa saja yang ingin diluaskan rejekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturrahmi (HR Al-Buchori & Muslim). Tak lupa dia pun mengajak kepada para anggota Pejuang Siliwangi untuk senantiasa berbuat baik pada orang lain mumpung Allah masih memberikan kesehatan dan umur panjang.
“Sebab kalau kita tiada, hanya tiga perkara yang dapat menyelamatkan diri kita, yaitu sodaqoh zariyah, ilmu yang manfaat, dan anak yang sholeh,” tutur Mustamid.
Menanggapi fenomena bangsa belakang ini, Mustamid menyatakan ada ketidakwajaran. Sehingga sebagai bangsa harus waspada menanggapi berita-berita tentang bangkitnya PKI di Republik ini. “Bukan sesuatu yang mustahil akan bangkit kembali PKI dan tidak menutup kemungkinan mereka sudah menyusup di berbagai sektor kehidupan melalui parlemen, birokrasi dan lain sebagainya. Pelemahan terhadap Undang-undang. Dengan melemahkan Undang-undang mereka bisa berbuat semaunya sendiri,” tandas Mustamid.
Disebutkan, menurut sejarah Pejuang Siliwangi pada tahun 1948 sudah melakukan baktinya terhadap bangsa dan negara melalui ikut ambil bagian dalam penumpasan Gerakan 30 September 1948 di Madiun.
“PS long march dari Subang, Cirebon, Jogyakata dan Madiun dan pada tahun 1949 Pejuang Siliwangi diberi penghargaan berupa bintang gerilya,” paparnya.
BACA JUGA: Miris, Balita Yatim Asal Ciwaringin Cirebon Ini Dicabuli Tetangga Sendiri
Pada kesempatan ini, Mustamid pun menyampaikan, setelah suksesnya kegiatan halal bihalal pihaknya pun berencana akan melakukan beberapa kegiatan, seperti gelar pasukan dan ziarah ke makam Sunan Gunungjati, Syekh Dathul Kahfi, dan finish di Mbah Kuwu Cirebon Girang. Bahkan, pihaknya pun berencana akan mengundang Bupati dan Dandim Cirebon, termasuk para purnawirawan jenderal.
“Rencananya, gelar pasukan akan diikuti sekitar 300 anggota dari seluruh PAC se Kabupaten Cirebon. Semoga kehadiran Pejuang Siliwangi membawa berkah dan selalu ambil dalam perjuangan bangsa Indonesia,” pungkasnya. (Arif)