KABUPATEN CIREBON, SC- Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) sektor transportasi kembali memantau penerapan protokol kesehatan di pool PO Bus Bhinneka dan Primajasa yang dilaksanakan pihak manajemen. Monev dilakukan untuk memastikan tidak adanya pelanggaran yang dilakukan penumpang dan ketersediaan pembatas di dalam bus saat beroperasi.
Selain di sejumlah PO bus, Monev juga dilakukan di ruas jalan Tuparev dengan memeriksa satu persatu kelengkapan kendaraan yang melintas sesuai ketentuan protokol kesehatan dalam bertransportasi yakni memakai masker. Termasuk kendaraan angkutan kota (angkot) dan sepeda motor.
Ketua tim Monev sektor transportasi, Deni Supdiana menyampaikan, secara umum pelaksanaan protokol kesehatan telah diterapkan oleh pelaku usaha transportasi tersebut. Namun, pihaknya akan terus memantau secara berkala agar penerapan protokol kesehatan terus dilakukan oleh pihak pengelola.
Sedangkan dari hasil Monev di ruas jalan Tuparev, tim menilai kesadaran masyarakat menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, khususnya masyarakat pemakai transportasi, sudah cukup tinggi. Dia menyebut persentasenya berada diangka 80 persen.
“Hanya 20 persennya yang belum, itu karena ada yang lupa, ada yang ketinggalan, ada yang belum tahu. Tapi itu memang dalam proses, karena semua juga harus berproses,” ujar Deni di sela-sela kegiatan Monev, Minggu (19/7/2020).
Menurut Deni, saat ini Monev yang dilakukan masih dalam masa sosialisasi tentang ketentuan penggunaan masker bagi masyarakat. Namum mulai 27 Juli mendatang, kata Deni, tim Monev terpaksa akan menindak pelanggar sesuai dengan sesuai surat keputusan Gubernur Jawa Barat.
“Nanti mulai tanggal 27 Juli, ketika ada pelanggaran ya terpaksa kita kenakan sanksi. Yaitu sanksi berdasarkan surat keputusan Gubernur sebesar Rp100 ribu sampai Rp150 ribu. Nanti semua sudah harus memenuhi ketentuan, masyarakat sudah bermasker semua,” tandas Deni.
Mantan Kepala Bappelitbangda itu menjelaskan, di dalam ketentuan tersebut, terutama transportasi angkutan umum, harus mengatur jarak antar penumpang. Ketentuannya adalah, jumlah penumpang hanya diisi 50 persen dari kapasitas yang tersedia.
“Saya lihat tadi juga masih ada yang full di dalam kendaraannya, tidak memenuhi protokol kesehatan. Tapi ini proses, karena proses AKB ini kita kembali ke kehidupan sebelum adanya Covid-19. Aktivitas sudah normal lagi tapi harus gunakan protokol kesehatan, yaitu pakai masker, jaga jarak, selalu cuci tangan,” papar Deni seraya berharap peran serta semua pihak agar pelaksanaan AKB bisa berhasil.
BACA JUGA: Walau Daerah Perbatasan, Ciwaringin Bersih dari Covid-19
Sementara, Kepala Operasional Bhineka Shuttle wilayah Ciayumajakuning, Sholehudin, menyambut baik kedatangan Tim Gugus Tugas Sektor Transportasi di pool bus tersebut. Ia mengaku kedatangan Tim Gugus Tugas sangat membantu pihaknya dalam upaya pembenahan kedepan.
“Kami sudah melakukan protokol kesehatan sejak empat bulan yang lalu. Menghadapi AKB ini kita akan lebih intens lagi menerapkan semua protokol kesehatan,” ujar Solehudin.
Kendati mengaku masih menemui kendala, namun Sholeh mengungkapkan akan terus menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan melalui pemasangan spanduk atau poster guna menggugah kesadaran para penumpangnya.
“Atau kita ingatkan secara langsung kepada para penumpang, termasuk soal physical distancingnya,” kata dia.
Dijelakan Sholehudin, sejak terjadi pandemi Covid-19, PT Bhinneka Sangkuriang Transport (BST) sudah melaksanakan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Secara periodik terus dilakukan penyemprotan disinfektan di unit shutlle maupun bus. Begitupun dengan upaya jaga jarak antar penumpang, pihaknya menerapkan ketentuan tersebut dengan hanya melayani penumpang separuh dari kapasitas.
Untuk shuttle dari 11 kursi yang tersedia, imbuh Solehudin, hanya diisi 7 penumpang saja. Begitu juga dengan kursi ruang tunggu, tidak sepenuhnya bisa diisi oleh para tamu. Karena pihak perusahaan sudah membuat tanda silang pada kursi yang menandakan kursi tidak boleh diduduki. Bahkan, sejak di pintu masuk PT Bhinneka sudah memberikan anjuran kepada penumpang untuk memakai masker. Selain itu, pihaknya juga menyediakan fasilitas cuci tangan dengan sabun dan menyediakan hand sanitizer.
“Sebelum masuk, unit kami juga mengecek suhu tubuh penumpang. Dan memberikan masker bagi penumpang yang tidak menggunakan masker,” papar Sholeh.
BACA JUGA: Tambah 3 Orang, Terkonfirmasi Positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon Jadi 29 Kasus
Sementara untuk jajaran karyawan sendiri, kata Sholeh, selain mewajibkan penggunaan masker selama jam kerja, pihak PT BST juga menganjurkan karyawan untuk mencuci tangan sesering mungkin.
“Kami menyadari meskipun sudah berusaha maksimal, mungkin masih ada kekurangan. Namun secara standar pencegahan Covid-19 sebagai usaha jasa bidang transportasi kami berusaha menerapkan protokol kesehatan selama pandemi,” paparnya. (Islah)