KABUPATEN CIREBON, SC- Dari 130 orang yang kontak erat dengan pasien positif Covid-19 klaster Plered dan 155 kontak erat klaster Kecamatan Losari yang sudah dilakukan swab test pada Minggu, (26/7/2020) seluruhnya dinyatakan negatif Covid-19.
Kepala Divisi Pelacakan dan Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Cirebon, Enny Suhaeni mengatakan, hasil swab test orang yang kontak erat kluster Plered seluruhnya negatif. “Untuk Plered, yang swab test kemarin tidak ada penambahan. Begitu juga hasil swab test kontak erat kasus terkonfirmasi di Losari semuanya negatif,” kata Enny, Senin (27/7/2020).
Meski demikian, masyarakat diminta tidak lengah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Agar mata rantai penyebaran Covid-19 di Kabupaten Cirebon bisa terputus.
Sementara, pantauan Suara Cirebon di salah satu desa yang mendominasi lonjakan kasus positif Covid-19 di Kecamatan Plered pada Senin pagi, aktivitas masyarakat tetap berjalan seperti biasa. Masyarakat tampak tidak mengalami ketakutan saat melintasi jalan di rumah salah seorang warga yang dinyatakan positif Covid-19.
Arus lalu lintas di jalan desa tersebut tampak ramai lancar dan tidak ada penyekatan yang dilakukan oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon. Salah satu warga desa setempat, Arif (55) menyampaikan, dirinya memang mengetahui adanya belasan orang yang tertular Covid-19. Bahkan, salah satu rumah pasien Covid-19 tersebut tidak jauh dari kediamannya.
“Ya yang penting hati-hati saja, pakai masker dan cuci tangan. Saya memang tahu, tapi ya saya tidak panik,” kata dia.
Warga lainnya, Yuningsih (40) menjelaskan, dirinya terpaksa keluar rumah karena memang punya usaha berjualan di Desa Weru Lor, Kecamatan Weru. Makanya, saat keluar rumah ia melengkapi diri dengan hand sanitizer dan masker. Yuningsih mengaku, lokasi rumahnya berjarak cukup jauh dari lokasi rumah pasien Covid-19 tersebut. “Harapanya mudah-mudahan tetap aman, jangan sampai ada korban lagi,” ujarnya.
Di sepanjang jalan tersebut, tampak beberapa toko penjual batik ditutup oleh pemiliknya dengan memasangi rantai pembatas di depan gerbang toko. “Iya ditutup, karena ada yang tertular. Malah toko lain ada yang ditutup sejak kemarin,” kata seorang penjaga toko.
Selain toko yang ditutup, aktivitas pembuatan batik yang berada di sekitar lokasi pun dihentikan untuk sementara waktu. Beberapa perajin batik pun tampak tidak terlihat di lokasi pembuatan.
BACA JUGA: Pemkab Cirebon akan Terjunkan Tujuh Tim ke Plered
Seorang perajin batik, Ruhyana (49) berharap, ada solusi cepat dari pemerintah sehingga pekerja toko batik serta perajin batik dapat kembali beraktivitas dan tidak kehilangan pendapatan. Pasalnya, pekerjaan dirinya hanya mengandalkan prosduksi batik.
“Kerjaan kami hanya mengandalkan dari produksi batik. Jadi ya jangan lama-lama lah,” harapnya. (Islah)