SEKOLAH Dasar Negeri (SDN) Lebakngok yang berada di Kampung Benda Kerep, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon ini, harus menghormati adat istiadat warga setempat yang melarang menggunakan barang elektronik dan teknologi internet.
Sehingga hal tersebut membuat sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi covid-19, harus menggunakan metode berkelompok, dengan tujuan, siswa/siswi di SDN tersebut dapat melihat tayangan video pelajaran hasil unduhan dari tayangan tv lokal di Cirebon.
Kepala SDN Lebakngok Kota Cirebon, Muhammad Achyani mengatakan, pihaknya sangat mendukung sistem PJJ, akan tetapi di sisi lain pihaknya tetap mengikuti aturan adat istiadat warga setempat yang melarang menggunakan alat-alat elektronik.
“Karena di sini masyarakatnya religi sehingga jarang para siswa di rumahnya memiliki televisi, internet dan juga gadget, para guru di sini setiap harinya mendownload video pembelajaran dari salah satu TV lokal yang sudah disiapkan oleh Dinas Pendidikan,” kata Achyani kepada Suara Cirebon, Selasa (28/07/2020).
Selain tidak didukung oleh sarana teknologi, Achyani mengungkapkan, jarak rumah siswa ke sekolah cukup jauh, sehingga pada sistem PJJ ini dibagi menjadi tiga cluster, pertama di Benda Kerep, kedua di Lebakngok, dan ketiga di Benda Kulon.
“Dalam masing-masing cluster sendiri berisi enam kelas, adapun dari satu kelompok per clusternya berisi sepuluh siswa,” kata dia.
BACA JUGA: Sekolah Diminta Tidak Gelar KBM Tatap Muka
Untuk siswa di SDN Lebakngok ini, kata Achyani memang harus menggunakan metode seperti itu, pasalnya kalau langsung melihat dari televisi belum diperbolehkan. “Karane adat istiadatnya seperti ini jadi tidak diperbolehkan, ya metode yang kami lakukan cocok saja, karena memang harus seperti itu,” katanya.
Meskipun dalam situasi tersebut, sebagai Kepala Sekolah, Achyani terus berusaha agar materi yang sudah disiapkan oleh Disdik Kota Cirebon dapat tersampaikan ke siswa.
Ditempat yang sama, salah satu pengajar SDN Lebakngok, Yudi Jayidin menjelaskan proses PJJ yang dilakukan para pengajar, sehari sebelum pembelajaran dimulai, sebelumnya pengajar telah mempersiapkan materi berupa video sudah diunduh.
Jika tidak melakukan hal tersebut proses PJJ tidak akan berjalan dengan baik, pasalnya tidak semua wali siswa atau siswanya sendiri memiliki handphone yang memadai.
“Kendalanya sendiri memang tidak semua handphone yang dimiliki oleh keluarga siswa, memiliki kualitas yang sama, karena ada juga yang handponenya belum bisa digunakan untuk melihat video,” kata guru PAI itu.
BACA JUGA: Pemprov Jabar Hati-hati Terapkan KBM
Dirinya menerangkan tidak hanya berupa materi, para siswa dalam pembelajarannya sendiri diberikan lembar kerja tugas untuk dikerjakan para siswa.
“Setiap harinya ada lembar kerja siswa yang nantinya dikumpulkan, sebagai bahan evaluasi dan juga penilaian bagi para siswa selama mengikuti PJJ,” pungkasnya. (M. Surya)