MULUDAN dan Nadran yang rutin di gelar oleh masyarakat di berbagai daerah di Kabupaten Cirebon adalah contoh dari ragam kebudayaan yang ada di tengah masyarakat Kabupaten Cirebon.
Pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, banyak pihak yang khawatir beberapa acara kebudayaan tidak terselenggara. Padahal, menurut beberapa kalangan, acara tersebut memiliki nilai luhur yang tidak bisa ditinggalkan oleh masyarakat.
Melihat fenomena tersebut, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cirebon, Drs H Hartono MM memastikan, acara kebudayaan masih tetap bisa diselenggarakan. Namun, dia menegaskan perlu penerapan protokol kesehatan yang ketat selama penyelenggaraan acara tersebut.
“Kenapa dijadikan budaya, karena mengandung filosofi yang baik. Oleh sebab itu, acara-acara kebudayaan tetap bisa dilaksanakan selama menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam pelaksanaannya,” ujar Hartono, Rabu (29/7/2020) usai mengunjungi Makam Kramat Buyut Trusmi.
Hartono menyampaikan, teknis pelaksanaan sebuah acara kebudayaan itu akan diatur sedemikian rupa. Sehingga, tidak terjadi penumpukan warga yang biasanya memadati area. “Nanti kita atur agar semuanya sesuai dengan protokol kesehatan. Jangan ada kerumunan warga dan terpenting warga yang datang juga harus menggunakan masker,” tambahnya.
Hartono menjelaskan, nantinya susunan acaranya sendiri bisa saja disederhanakan. Tanpa mengurangi makna inti dari acara tersebut. “Acara itu kan pastinya ada acara inti. Nah, mungkin nanti diatur agar acara lainnya disederhanakan atau bisa juga hanya acara inti saja yang diselenggarakan. Teknisnya nanti kita atur lagi,” ungkapnya.
BACA JUGA: Situs Matangaji Kategori Jejak Budaya Masa Lalu
Secara umum, imbuh Hartono, untuk kondisi lokasi pariwisata di Kabupaten Cirebon, sarana dan prasarana penunjang kesehatannya sudah tersedia. Namun, untuk kesadaran bermasker, diakui masih ditemukan warga tidak menggunakan karena lupa.
“Tadi juga sudah keliling ke showroom batik, masih ada pegawainya yang tidak menggunakan masker. Padahal maskernya ada, tapi tidak digunakan. Selebihnya, sarana dan prasarana seperti tempat cuci tangan dan lainnya sudah tersedia. Alat pengukur suhu tubuh juga sudah mereka sediakan,” paparnya. (Islah)