KABUPATEN CIREBON, SC- Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) menyelenggarakan seminar di GOR Desa Karangsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Sabtu (22/8/2020).
Kegiatan bertema “Digitalisasi dalam Upaya Peningkatan Omzet di Era New Normal” ini mengundang sekitar 30 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) desa setempat.
Ketua KKM UMC Kecamatan Weru, Irfan Tsaqif Septianggi menjelaskan, semua kegiatan yang dilaksanakan di kelompok yang diberinama Soeratin Anom itu merupakan agenda yang telah disusun kelompok ini selama 30 hari masa KKM.
“Kegiatan kelompok kita difokuskan di Desa Karangsari dan kegiatan KKM-nya dilaksanakan selama 30 hari, yaitu sejak 10 Agustus sampai 10 September 2020,” kata Irfan kepada Suara Cirebon, Sabtu (22/8/2020).
BACA JUGA: Gerakan Masyarakat Cirebon Menggugat Turun ke Jalan, Kemerdekaan untuk Siapa?
Dia menjelaskan, selama KKM ini ada beberapa program yang telah disusun terkait pandemi Covid-19, seperti di sektor ekonomi, kegiatan belajar mengajar di sekolah, dan beberapa program lainnya.
“Implementasi dari program yang disusun tersebut yaitu salah satunya adalah penyelenggaraan seminar tentang UMKM ini. Kami juga membuat pojok literasi dan menyosialisasikannya ke sekolah-sekolah di Desa Karangsari,” ujarnya.
Terkait UMKM di Desa Karangsari, dia menjelaskan, memang mengalami penurunan penjualan akibat pandemi Covid-19. Sehingga, hal itu berdampak terhadap omzet mereka. Terlebih, UMKM ini bergerak di bidang kerajinan dan makanan ringan yang bukan menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
“Kerajinannya itu membuat souvenir pernikahan dan meubel. Sedangkan makanannya itu ada yang membuat roti. Namun Alhamdulillah, dengan diterapkannya AKB, kegiatan usaha mereka sudah berangsur bergerak lagi, karena kan hajatan sudah diperbolehkan,” paparnya.
Kendala yang dihadapi pelaku UMKM di Desa Karangsari dalam memasarkan produknya, ungkap Irfan, salah satunya adalah terkait kemasan. Untuk itu, dengan diselenggarakannya kegiatan seminar ini, dia berharap, dapat mengedukasi mereka dalam membuat desain kemasan yang menarik dan strategi penjualan melalui online. Sehingga dapat meningkatkan penghasilan mereka.
“Tujuannya untuk memberikan edukasi modernisasi penjualan dan kemasan produk UMKM di Desa Karangsari. Semoga dengan diselenggarakannya kegiatan ini dapat memberi manfaat untuk pelaku UMKM agar kegiatan usaha mereka dapat semakin berkembang,” harap Irfan.
Sementara itu, salah satu peserta seminar, Riska Rahayu mengaku, dirinya mendapat banyak ilmu terkait cara membuat kemasan yang baik dan memasarkan produk melalui media sosial. Pasalnya, dia mengaku, selama ini dalam memasarkan produk yang dibuatnya dilakukan secara online.
“Usaha saya membuat meubel dan catering. Banyak manfaat yang dapat saya ambil dari seminar ini, yaitu terkait membuat kemasan dan pemasarannya,” kata dia.
BACA JUGA: IAIN Cirebon Peringkat 4 Kampus Paling Diminati di Indonesia
Bahkan, dia memaparkan, dalam mengelola media sosial untuk penjualan tersebut masih belum tertata dengan baik. Pasalnya, antara postingan pribadi dan penjualan produk masih dalam satu medsos.
“Dengan mengikuti seminar ini saya jadi lebih tau tentang kode etiknya,” ujar Riska.
Dia menjelaskan, media sosial yang digunakannya untuk memasarkan produk buatannya yaitu melalaui Facebook. Hasilnya, dia telah memiliki sejumlah pelanggan yang tidak saja di daerah Cirebon, tapi juga di wilayah Kuningan, Majalengka, Indramayu, dan sejumlah daerah lainnya.
“Karena pandemi ini memang sedikit berdampak, yaitu dari penurunan penjualan yang berdampak pada penurunan omzet. Penurunannya sekitar 20 persen, dari yang awalnya pendapatan Rp5 juta, sekarang paling Rp3 juta sampai Rp4 juta saja per bulan. Setelah mengikuti seminar ini saya akan coba menerapkan ilmunya di usaha saya dengan harapan semakin maju dan berkembang lagi,” tandasnya. (Arif)