KOTA CIREBON, SC – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon kembali membuka sektor wisata yang ada di wilayah tersebut, setelah tiga bulan ditutup karena pandemi Corona Virus Disiase 2019 (Covid-19). Salah satu sektor pariwisata yang telah dibuka yaitu Goa Sunyaragi, terhitung sejak satu minggu terakhir mulai diizinkannya pembukaan wisata oleh dinas terkait.
Pengelola Goa Sunyaragi, Ajat, mengatakan bahwasannya selama tiga bulan penutupan objek wisata karena pandemi ini membuat pemasukan pengelola turun drastis dibanding dengan sebelum terjadinya pandemi Corona.
“Pada saat penutupan objek wisata ini berbarengan dengan Hari Raya Idul Fitri, dimana pada saat itu seharusnya menjadi ladang keuntungan objek wisata dari para turis,” ujarnya kepada Suara Cirebon, Kamis (27/08/2020).
Dengan dibukanya objek wisata di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini, para pengelola objek wisata mengaku sedikit bernapas lega, walau hanya para wisatawan lokal se-wilayah 3 Cirebon saja yang bisa mengunjungi tempat wisata ini, itu pun dengan syarat protokol kesehatan dijalankan dengan ketat oleh pengelola.
Disebutkan, dengan dibukanya objek wisata membuat perekonomian dunia wisata menjadi terbantu serta para wisatawan bisa kembali berlibur setelah masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berakhir.
“Saya berterimakasih kepada pemerintah pusat, provinsi serta daerah yang telah membuka kembali objek wisata yang ada di Kota Cirebon, terkhusus Goa Sunyaragi, saya juga berterimakasih kepada ibu wakil wali kota serta seluruh pihak yang telah bekerja bakti membersihkan objek wisata ini sebelum dibuka untuk umum,” paparnya.
BACA JUGA: Setiap Daerah Dipilih 10 Desa Wisata
Disinggung tentang Perda Cagar Budaya, Ajat menilai bahwasannya pemerintah daerah seharusnya sudah ketok palu untuk Perda ini karena menjadi payung hukum untuk pengelolaan objek wisata berbasis sejarah yang menjadi visi misi wali kota dan wakil wali kota.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Cirebon, Affiati, A.Ma, mengatakan Perda Cagar Budaya sebenarnya sudah dibahas oleh dewan, namun, terhalang oleh pandemic Covid-19. “Sebetulnya sudah kita bahas bersama anggota dewan lain, tapi karena ada situasi pandemi ini jadi kita fokus tentang penanggulangan dulu, insya Allah ke depannya akan saya usahakan untuk dibahas kembali,” ujarnya, singkat. (Fikri)