KABUPATEN CIREBON, SC- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon tetap fokus dan komitmen menanggulangi wabah Covid-19 agar ekonomi bisa kembali normal. Saat memasuki era new normal nanti, Kabupaten Cirebon diniliai paling siap seiring diterapkannya Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang berlaku mulai awal Agustus 2020 ini.
“Di tengah pandemi ini, Kabupaten Cirebon tetap serius, fokus, penuh dedikasi serta komitmen, bagaimana wabah tertanggulangi dan ekonomi kembali normal,” ujar Bupati Cirebon, Drs H Imron MAg, Minggu (2/8/2020).
Menurut Imron, penilaian tersebut diketahui dari hasil Monev BPBD Jawa Barat yang menyebut Kabupaten Cirebon dinilai relatif lebih siap untuk penerapan AKB yang dimulai awal Agustus ini. Karena, di Kabupaten Cirebon ada tujuh sektor yang sudah memasuki era new normal. Ke tujuh sektor itu yakni pariwisata, transportasi, konstruksi, industri dan perdagangan, kesehatan, area publik dan perkantoran.
“Di sektor-sektor itu AKB diberlakukan, tanpa mengendorkan pengawasan perlunya memberlakukan protokol kesehatan secara ketat,” kata Bupati Imron.
Dijelaskan, saat menghadapi wabah Covid-19, Pemkab Cirebon menghadapinya dengan cepat dan sigap. Bahkan sebaliknya, Bupati Imron menolak pasrah dalam menghadapi wabah Covid-19. Bupati justru terus memacunya untuk lebih kreatif dan inovatif.
Imron menjelaskan, sejumlah terobosan juga dilakukan Pemkab Cirebon selama masa pandemi. Baik yang langsung berhubungan dengan penanganan dan penanggulangan wabah, maupun akselerasi pembangunan. Bupati mencontohkan akselerasi itu salah satunya melalui percepatan program desa digital. Di masa pandemi ini, Pemkab Cirebon telah menjalin kerjasama dengan Telkom untuk pemasangan jaringan internet.
“Targetnya, tahun depan seluruh wilayah di Kabupaten Cirebon sudah terkoneksi dengan internet fiber optik. Ada 412 desa, 8 kelurahan dan 40 kecamatan, tahun depan mulai menerapkan digitalisasi,” papar Imron.
Dengan fasilitas internet tersebut, kata Imron, akan bisa mendukung berbagai program penyesuaian akibat pandemi. Di antaranya, untuk para siswa yang terpaksa belajar dari rumah melalui program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berbasis gadget dan jaringan internet. “Seluruh siswa di pelosok desa bisa PJJ. Kita juga mulai memberlakukan pengurusan KTP-el dan dokumen kependudukan lainnya cukup di kantor kecamatan,” terangnya.
Bersamaan dengan hal itu, Kabupaten Cirebon juga tengah menyusun single data (data tunggal) kependudukan. Hal itu karena dipicu oleh tumpang tindihnya data penduduk saat penyaluran program bantuan sosial (Bansos) untuk masyarakat terdampak wabah yang digulirkan pemerintah.
“Bansos di masa pandemi ini justru memotivasi perlunya segera ada single data kependudukan. Saya minta tahun ini selesai, dan ke depan berbagai keperluan terkait data penduduk cukup mengakses ke single data itu,” tegas Bupati Imron.
BACA JUGA: Pemkab Cirebon Penuh Terobosan Hadapi Corona
Untuk penanganan wabah Covid-19 sendiri, Kabupaten Cirebon terlihat lebih cepat bertindak. Saat itu, Kabupaten Cirebon lebih dulu memanfaatkan Stadion Watubelah yang sebenarnya masih setengah jadi untuk disulap menjadi Covid Center. Dari Covid Center ini, berbagai kebijakan diterapkan. Sehingga, Kabupaten Cirebon tercatat sebagai daerah pertama di luar Bandung yang melakukan tes cepat (rapid test) secara massal.
Kemudian, tak berapa lama dilanjutkan dengan tes usap dahak (swab test) massal. Sampai awal Agustus ini, swab test sudah hampir mencapai 6.000 warga yang menjadi angka tertinggi di Jawa Barat. (Islah)