KOTA CIREBON, SC- Masih dalam suasana Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Republik Indonesi (RI), puluhan mahasiswa yang tergabung dala Gerakan Masyarakat Cirebon Menggugat (GMCM) menggelar aksi refleksi di depan Balai Kota Cirebon, Jalan Siliwangi, Selasa (18/8/2020).
Melalui aksi refleksi ini, mereka mempertanyakan kemerdekaan yang selalu diperingati setiap tahunnya ini yaitu kemerdekaan untuk siapa. Pasalnya, menurut mereka, masih banyak masyarakat Kota Cirebon yang belum merdeka.
Koordinasi lapangan (korlap) aksi tersebut, Ganesa menyampaikan, berbeda saat sebelum kemerdekaan, penjajahan saat ini bersifat neokolonialisme. Hal itu dapat dilihat dari berbagai sektor yang masih banyak tidak pro masyarakat.
“Dari sektor pendidikan, ekonomi, penegakan hukum, dan sosial politik itu banyak masih tidak pro dengan masyarakat, karena masih banyak masyarakat yang tertindas,” ujar Ganesa.
Dirinya melihat, ada dua fenomena yang berbeda saat perayaan HUT RI di setiap tahunnya. “Yang pertama ada fenomena disaat kita merasakan perayaan kemerdekaan seperti lomba, upacara, dan segala macemnya. Kedua, ada fenomena bahwa kita ini menyedihkan, sangat miris karena ada masyarakat yang masih menjajakan jualannya, ada yang masih tertindas, ada yang masih belum bisa makan, dan ada yang masih diperas,” paparnya.
BACA JUGA: Pembacaan Deklarasi Pemakzulan PRA Luqman Ricuh
Selain itu, Ganesa juga menilai, kemerdekaan selama ini belum dapat seutuhnya dirasakan oleh masyarakat Indonesia, khusunya masyarakat Kota Cirebon. Pantauan Suara Cirebon, selama aksi, arus lalulintas di Jalan Siliwangi terpaksa dialihkan karena para mahasiswa melakukan aksinya di tengah jalan.
Bahkan massa aksi sempat saling dorong dengan aparat kepolisian, kericuhan terjadi, saat salah satu massa aksi berusaha mencopto salah satu sepanduk di DPRD Kota Cirebon. (M Surya)