KABUPATEN CIREBON, SC- Tradisi dan tatanan kehidupan merupakan salah satu keharusan yang patut untuk dipertahankan.
Hal itu disampaikan Sesepuh Pondok Pesantren Al-Ishlah 2 Buntet, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, KH Soleh Zuhdi, saat menerima kunjungan Sultan Kasepuhan Cirebon, Sultan Sepuh XV, PRA Lukman Dzulkaidin, Sabtu (5/9/2020).
KH Soleh Zuhdi mencontohkan tradisi yang haris dipertahankan tersebut di antarnya, menjaga dan melaksanakan petuah Kanjeng Sinuhun Cirebon, Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Kepada Suara Cirebon, Soleh menuturkan, kedatangan PRA Lukman Dzulkaidin ke pesantrennya merupakan kali pertama dalam rangka silaturahmi.
“Kehadiran beliau di pesantren kami merupakan kali pertama yang dilakukan Sultan, mengawali program keliling silaturahmi ke pondok-pondok pesantren yang ada di kota maupun Kabupaten Cirebon. Kami tentunya sangat menyambut baik dengan kehadiran dan keinginan Sultan untuk mempererat silaturahmi dengan para kiyai dan pengasuh pondok pesantren,” kata KH Soleh.
Bahkan kiai yang akrab disapa Kang Soleh ini lebih lanjut menuturkan selain silaturhmi juga akan dilaksanakan doa bersama para pengasuh pondok pesantren.
“Doa bersama ini akan dipimpin secara bergantian oleh seluruh pengasuh Ponpes yang ada di kota dan Kabupaten Cirebon,” tuturnya.
Dalam pertemuan yang dilaksanakan di ruang Ponpes Al-Ishlah 2 tersebut, Sultan Sepuh PRA Lukman Dzulkaidin , sempat bertanya tentang sejatinya makna wejangan Sunan Gunung Jati, “Ingsun Titip Tajug lan Fakir Miskin”.
Saat ditanya hal tersebut, KH Soleh menuturkan “Ingsun Titip Tajug Lan Fakir Miskin” merupakan wejangan Sunan gunung Jati yang harus dijaga dan laksanakan.
“Titip Tajug merupakan simbol agama, dimana maknanya kita harus mendekatkan diri kepada Allah SWT, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, terlebih lagi kita ini sebagai wong Cirebon yang mana terkenal dengan julukannya sebagai kota wali,” katanya.
BACA JUGA: Pembacaan Deklarasi Pemakzulan PRA Luqman Ricuh
Sementara fakir miskin, lanjut Kang Soleh, merupakan sosok yang harus diperhatikan, dilindungi, santuni dan kasihi, karena merupakan lumbung amal.
“Inti dari semuanya adalah beribadahlah kepada Allah, dan bersedekahlah karena dengan ibadah dan Sedekoh akan membawa kita kepada sesuatu yang membahagiakan. Kami selaku ulama tidak akan ikut campur terlalu dalam terkait urusan keraton, hanya saja kami berpesan, laksanakan amanah dan jadilah pemimpin yang mampu menjadi pengayom bagi seluruh kalangan,” pungkasnya. (Agus)