KABUPATEN CIREBON, SC- Tes swab yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Cirebon telah melampaui target minimal satu persen dari total jumlah penduduk pada Sabtu (19/9/2020) kemarin. Secara angka jumlah warga yang sudah melakukan uji swab itu mencapai 22.920 dari total penduduk Kabupaten Cirebon sebanyak 2,2 juta jiwa.
Bupati Cirebon, H Imron mengatakan, uji swab yang terus dilakukan Pemkab Cirebon merupakan salah satu bentuk kehadiran pemerintah dalam penanganan Covid-19. Imron mengaku, dengan gencarnya tes swab itu jumlah kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi menjadi lebih banyak.
“Lebih baik penderita Covid-19 di Kabupaten Cirebon bisa segera terdeteksi agar kita bisa melakukan penanganan,” kata Imron, Minggu (20/9/2020).
Menurut Imron, di Kabupaten Cirebon uji swab massal dilakukan di sejumlah tempat dengan menyasar berbagai elemen masyarakat. Bukan hanya di kalangan pegawai pemerintahan saja, menurut dia, uji swab juga dilakukan di sejumlah tempat keramaian termasuk pondok pesantren dan lainnya.
Imron mengatakan, uji swab massal yang dilakukan Pemkab Cirebon memiliki efek yang sangat positif.
“Karena, dengan adanya uji swab kepada puluhan ribu warga itu, pemetaan kasus Covid-19 di Kabupaten Cirebon menjadi jelas,” ujarnya.
Terlebih, lanjut Imron, jumlah warga yang terdeteksi positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon mayoritas masuk dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG). Jika penderita Covid-19 yang masuk OTG ini sampai tidak terdeteksi, ia mengungkapkan, jumlah terkonfirmasi di Kabupaten Cirebon akan lebih tinggi lagi.
“Karena yang OTG ini tidak merasakan apa-apa, dia merasa sehat. Ini lebih bahaya lagi, nanti bisa menularkan virus kepada banyak orang,” papar Imron.
BACA JUGA: Denda Dibayar Langsung di Mobile BankUnit
Ia menjelaskan, dari 22.920 warga yang melakukan swab itu, hanya terdapat 609 warga yang terdeteksi positif Covid-19. Dari total jumlah tersebut, hanya 27 persen saja yang menjalani perawatan karena mengalami gejala klinis. Sedangkan 73 persen lainnya, merupakan pasien tanpa gejala (OTG) dan hanya melakukan isolasi mandiri.
Sementara itu terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Hj Enny Suhaeni menegaskan, pihaknya masih akan terus menambah jumlah swab massal di Kabupaten Cirebon hingga 30-ribu orang. Melalui anggaran perubahan tahun 2020 ini, pihaknya akan melakukan penambahan uji swab sebanyak 8.000 sampel.
Selain melakukan uji swab kepada warga yang kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif, menurut Enny, swab massal juga dilakukan untuk pegawai yang bertugas di lingkungan perkantoran Kabupaten Cirebon. Enny mengklaim, suksesnya pelaksanaan swab massal tersebut berkat cepatnya hasil uji swab yang dilakukan oleh pihaknya.
“Dalam tempo sekitar dua hari, hasil swab bisa didapatkan dari Laboratorium UGJ. Jika ada yang positif, nanti hasil tersebut ditindaklanjuti oleh Puskesmas untuk melakukan tracing,” kata Enny.
Ia menyampaikan, selain menggunakan swab secara konvensional, Pemkab Cirebon juga memiliki PCR portable. Dengan menggunakan alat ini, pemeriksaan sample bisa dilakukan dengan cepat karena untuk sekali running PCR portabel bisa mengolah sebanyak 8 sample. Hanya dengan waktu 45 menit, hasilnya sudah bisa diketahui.
Untuk saat ini, lanjut dia, alat PCR portabel digunakan untuk melakukan uji sample yang urgent dan harus segera didapatkan hasilnya. Enny menyebut, PCR portabel pernah digunakan untuk melakukan uji dari sample Bupati Cirebon yang sempat kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
“Karena Pak Bupati harus segera menghadiri suatu kegiatan, sehingga kami menggunakan alat ini,” tuturnya.
BACA JUGA: Kondisi Ekonomi Membaik di Tengah Pandemi, Ribuan KPM PKH di Kabupaten Cirebon Mundur
Selain itu, PCR portabel juga bisa digunakan untuk mempercepat tracing (pelacakan) pada pasien yang suspect (diduga) Covid-19. Enny mencontohkan, seperti pasien yang meninggal dan diduga terpapar Covid-19. Agar lebih cepat mengetahui kondisi sebenarnya, maka pihaknya melakukan uji sample menggunakan PCR portabel.
“PCR portabel juga cukup simpel, sehingga bisa digunakan untuk melakukan pemeriksaan di daerah-daerah yang terpencil dan aksesnya terbatas,” pungkasnya. (Islah)