KABUPATEN CIREBON, SC- Sektor industri rotan di Kabupaten Cirebon kembali menggeliat setelah kran negara-negara tujuan ekspor dibuka lagi. Sebelumnya, pandemi Covid-19 telah membuat sektor tersebut sempat lesu.
Kepala Dinas Perdaganan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Cirebon, Deni Agustin mengatakan, industri rotan di Kabupaten Cirebon sempat terjadi kontraksi di masa pandemi Covid-19 ini. Ia menyebut nilai ekspornya sempat menyentuh angka nol.
Kini, setelah kran ekspor dibuka lagi, kondisinya sedikit demi sedikit mulai menggeliat. Tepatnya, pada Juli lalu komoditas ekspor ke negara tujuan sudah dibuka.
“Ekspor itu kan kaitannya barang, bukan orangnya. Jadi tidak lagi menjadi masalah,” kata Deni, di sela-sela rapat pembahasan KUA/PPAS 2021 bersama Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, belum lama ini.
Diakuinya, saat ini memang masih ada negera-negara yang melakukan pelarangan ekspor akibat lockdown karena khawatir penyebaran Covid-19. Namun, pelarangan tersebut tidak berlaku di negara-negara transnasional seperti Amerika, Eropa, dan di Asia Pasifik lainnya. Mereka justru mulai membuka kran ekspor rotan.
“Untuk negara di Asia Tenggara memang ada. Tapi tidak banyak rotan yang di ekspor,” kata Deni.
Lebih jauh Deni mengatakan, sektor yang paling aman saat diterjang pandemi Covid-19 itu cuma ada dua, yakni hasil pertanian seperti mangga gedong gincu dan telekomunikasi.
BACA JUGA: Gubernur: Sektor Ekonomi Harus Tetap Berjalan
“Tidak negatif pertumbuhannya. Sementara sektor lainnya terkontraksi,” imbuhnya.
Namun harus diakui, imbuh Deni, saat pandemi seperti ini yang menjadi penghambat dalam ekspor juga ada dua sisi, yaitu suplai bahan baku dan penjualan hasil produksi baik di dalam negeri maupun luar negeri. (Islah)