KABUPATEN CIREBON, SC- Warga Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon yang sempat terkonfirmasi positif Covid-19, Eti Sulastri mengaku, baru mengetahui terpapar virus corona setelah dilakukan pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan. Pasalnya, Eti merasa tidak ada yang aneh dengan kesehatannya. Eti tertular Covid-19 dari majikan di tempatnya bekerja.
“Tahunya itu setelah ada pemeriksaan dari dinas kesehatan,” kata Eti, saat diajak berdialog oleh Bupati Cirebon, H Imron, Minggu (20/9/2020).
Setelah dinyatakan positif Covid-19, Eti pun harus menjalani perawatan selama 14 hari di Rumah Sakit Ciremai. Ia mengaku sempat takut ketika mendapatkan informasi dirinya terkonfirmasi positif Covid-19. Namun, ia mengaku lega setelah menjalani perawatan dan akhirnya bisa sembuh. Dalam kesempatan itu, Eti juga mengucapkan terima kasih kepada Dinkes atas upaya yang telah dilakukan dalam memberikan perawatan selama dirinya terjangkit Covid 19.
“Terima kasih kepada Dinkes karena saya jadi tahu dan bisa menjalani perawatan sampai dinyatakan sembuh,” katanya.
Bupati Cirebon Imron menyampaikan, Eti merupakan salah satu contoh warga yang sempat terkonfirmasi Covid-19 dan sembuh. Imron menyebut, salah satunya keberhasilan penyembuhannya berkat kehadiran pemerintah dalam memberikan perhatian maksimal kepada warga yang terkonfirmasi Covid-19.
Dirinya meminta kepada masyarakat untuk tidak berprasangka buruk atas upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam masa pandemi ini. Karena menurut Imron, kehadiran pemerintah bukan untuk menakuti-nakuti.
“Kita memberikan pemahaman agar masyarakat terhindar dari Covid 19,” ujar Imron.
BACA JUGA: Kondisi Ekonomi Membaik di Tengah Pandemi, Ribuan KPM PKH di Kabupaten Cirebon Mundur
Imron mengingatkan masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan, salah satunya dengan menggunakan masker. Karena, penerapan protokol kesehatan lebih baik dibandingkan dengan penerapan PSBB ataupun lockdown.
“Kalau sudah lockdown, maka perekonomian juga akan terhenti. Kalau menerapkan protokol kesehatan, aktivitas ekonomi masih tetap berjalan,” paparnya.
Untuk warga yang terkonfirmasi positif, Imron juga terus memberikan suportnya. Ia memastikan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon akan memberikan pelayanan yang terbaik untuk warganya. Termasuk mendukung penyembuhan pasien positif Covid-19 melalui metode plasma darah.
Sebelumnya, Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kabupaten Cirebon, dr Suwanta J Sinarya, mengatakan, penerapan metode tersebut bermula dari kacamata ahli yang melihat sebuah peluang dari pasien yang sudah sembuh.
Pasien yang sudah sembuh, menurut Suwanta, dipastikan memiliki antibodi karena yang bersangkutan sudah survival. Sehingga, plasmanya bisa diambil dengan teknik plasma feresis.
“Dari evidence by klinis, efektivitasnya akan terlihat sekali pada pasien yang sedang dan berat. Sehingga yang berat tidak jatuh ke kritis, yang sedang tidak jatuh ke berat,” kata Suwanta.
Menurut Suwanta, angka kesembuhan menggunakan metode plasma darah hampir 100 persen. Sehingga, dengan banyaknya pasien positif sembuh di Kabupaten Cirebon, pihaknya langsung menjalin kerjasama dengan beberapa rumah sakit seperti RSUD Arjawinangun, Waled dan RSD Gunungjati kota Cirebon.
“Kenapa dengan RSD Gunungjati juga, karena hanya kita (PMI Kabupaten Cirebon) yang mampu untuk melayani kebutuhan masyarakat, sehingga kami tidak mengenal wilayah,” papar Suwanta.
BACA JUGA: Tes Swab di Kabupaten Cirebon Lampaui Target 1 Persen
Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dan memastikan akan mengambil peran dalam metode tersebut. Di Jawa Barat, imbuhnya, yang memiliki mesin atau alat untuk memproses plasma hanya ada tiga daerah, yakni Kabupaten Cirebon, Kota Bandung dan Kabupaten Bekasi.
“Ambil peluang ini karena Tuhan sudah memberikan obatnya yaitu pada pasien Covid-19 yang sudah sembuh. Soal cocok atau tidak, itu urusan kami,” ujar Suwanta seraya menambahkan, saat ini sudah ada 80 pasien sembuh yang kabarnya siap melakukan plasma feresis. (Islah)