KABUPATEN CIREBON, SC- Saat ini Kabupaten Cirebon sedang memasuki perubahan musim dari kemarau ke musim penghujan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mengklaim selalu siaga dalam menghadapi bencana atau potensi akibat musim yang dikenal sebagai musim pancaroba ini.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik, H Eman Sulaeman menyampaikan, bencana yang terjadi akibat musim transisi tersebut ialah angin kencang dengan gelombang tinggi. Dimana, kecepatannya bisa menacapai 30 km sampai 60 km perjam. Sehingga, banyak mengakibatkan bencana, diantaranya pohon tumbang dan angin puting beliung.
Eman menjelaskan, potensi angin kencang sesuai hasil prakiraan BMKG, akan terjadi hingga dua minggu kedepan. Data BMKG menyebutkan, kata Eman, pada destarian kedua di bulan Oktober ini diprediksi sudah mulai memasuki musim hujan. “Berarti awal minggu ketiga sudah mulai ada hujan. Dan BPBD Kabupaten Cirebon sudah siapkan untuk antisipasinya,” kata Eman.
Menurut Eman, selain menumbangkan pohon, musibah yang diakibatkan oleh angin kencang ini juga bisa merusak rumah hingga merobohkan papan reklame atau baliho. Di bulan-bulan ini saja, lanjut Eman, cuaca extrim berupa hujan deras disertai angin kencang sudah terjadi sebanyak enam kali. Bahkan, banyak mengakibatkan rumah rusak, baik berat sedang maupun ringan. “Kejadian belum lama ini korban rumah roboh hampir mencapai 30 KK. Terus pohon tumbang juga kemarin sudah menelan korban, yaitu motor lewat yang tertimpa pohon dan satu odong-odong yang mengakibatkan 4 orang luka ringan, satu orang luka berat yang akhirnya meniggal dunia,” papar Eman, kemarin (12/10/2020).
Namun sebaliknya, musim kemarau yang terjadi tahun ini tidak begitu panjang. Bahkan, musim kemarau tahun ini disebut sebagai musim kemarau basah. Karena, Hari Tanpa Hujan (HTH)-nya masih berada dibawah 60 hari. Hal itu, berbeda dengan musim kemarau extrem yang HTH-nya bisa mencapai 90 hari. “Kemarau tahun kemarin sangat jauh dengan tahun sekarang, tahun kemarin itu sangat extrim. Makanya tahun ini tidak ada.satu desa pun yang mengajukan bantuan air bersih,” terang dia.
Tahun kemarin, imbuh Eman, mulai dari bulan Juli pihaknya sudah mengirimkan bantuan air bersih ke masyarakat. Permintaan air tersebut berasal dari 53 desa yang tersebar di 21 kecamatan. “Sampai bulan oktober jumlah bantuan air bersih hampir 2juta liter. Tahun ini Alhamdulillah tidak ada kekeringan, artinya tidak ada kekurangan air bersih,” paparnya. (Islah)