KABUPATEN CIREBON, SC- Pandemi Covid-19 yang masih mewabah tidak menghalangi rencana helatan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang akan jatuh pada 22 Oktober mendatang. Pihak penyelenggara peringatan HSN Kabupaten Cirebon memastikan, kegiatan tersebut bakal tetap digelar meskipun dilakukan secara sederhana. Selain itu, protokol kesehatan juga akan diterapkan secara ketat dalam setiap rangkaian kegiatan yang dilaksanakan.
Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozie, mengaku, pihaknya telah menginstruksikan jajaran MWC dan Ranting NU se-Kabupaten Cirebon untuk menyelenggarakan kegiatan HSN secara sederhana. Ia menegaskan, kegiatan yang dilaksanakan secara sederhana itu dipastikan tidak mengurangi kekhidmatan peringatan HSN kali ini.
“Kami sudah instruksikan ke MWC dan Ranting agar meminimalisir kegiatan yang melibatkan massa. Jadi, acara HSN sederhana saja tapi tetap meneraokan protokol kesehatan yang ketat,” ujar KH Aziz Hakim Syaerozie saat konferensi pers di kantor PCNU Kabupaten Cirebon, Rabu (14/10/2020).
Terkait peringatan HSN yang akan digelar secara masif di Kabupaten Cirebon, kata Aziz, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan jajaran Forkompimda Kabupaten Cirebon agar dapat meneruskannya ke jajaran Muspika. Sehingga, peringatan HSN di Kabupaten Cirebon dapat berjalan dengan lancar.
Bahkan, Aziz juga meminta unsur terkait turut berperan aktif dalam mengawasi penerapan protokol kesehatan di seluruh rangkaian kegiatan HSN. Sehingga peringatan HSN terlaksana sesuai rencana karena dibarengi ikhtiar dalam mencegah penyebaran Covid-19.
Ia menjelaskan, peringatan HSN kali ini akan mengangkat sisi historis perjuangan Ki Bagus Rangin dan kaum santri Cirebon melawan pemerintah kolonial. Karena, dari sisi historis tersebut banyak hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dalam kisah perjuangan Ki Bagus Rangin Menurut Aziz, perjuanngan kaum sarungan melawan penjajah tidak hanya dimulai saat resolusi jihad dicetuskan. Namun jauh sebelum itu, tepatnya pada 1818 kalangan santri di Cirebon bersama Ki Bagus Rangin perjuangan sudah dimulai hingga meletus Perang Kedongdong.
HSN sendiri, imbuh Aziz, merupakan refleksi dari resolusi jihad yang dicetuskan KH Hasyim Asy’ari. Selain itu, HSN juga menjadi momentum pengakuan negara terhadap kaum santri yang terlibat dalam perjuangan kemerdekaan RI. “Tahun ini kita konsen pada isu historikal, karena selama ini kegiatan HSN terpaku pada pengajian, istighatsah dan lainnya. Ini menjadi pembeda dalam peringatan HSN dibanding tahun-tahun sebelumnya,” jelas KH Aziz Hakim Syaerozie.
Di tempat yang sama, Ketua Panitia HSN 2020 PCNU Kabupaten Cirebon, KH Aghuts Muhaimin, menyampaikan, rangkaian HSN sendiri sudah dimulai sejak 8 Oktober 2020. Sedangkan puncak peringatan HSN akan diselenggarakan pada 22 Oktober 2020 di Alun-alun Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon. “Kegiatannya dimulai dari siang hari, yakni pengajian via zoom oleh KH Abdul Qoyyum Mansyur. Dan malamnya pentas kebudayaan serta teater Ki Bagus Rangin. Nanti ditutup tausiyah oleh KH Musthofa Aqiel Siradj,” kata KH Aghuts Muhaimin.
Menurutnya, total kegiatan yang digelar ada 28 kegiatan dan 20 kegiatan diselenggarakan MWC NU se-Kabupaten Cirebon yang menjadi rangkaian HSN 2020. Seluruh kegiatan itu dipastikan menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19. Termasuk kegiatan puncak di Alun-alun Kecamatan Panguragan yang akan diupayakan hanya dihadiri warga sekitar saja. “Tidak ada warga dari luar Panguragan yang datang. Makanya, kami fasilitasi kegiatan-kegiatan HSN tahun ini dengan zoom dan disiarkan langsung melalui YouTube resmi PCNU Kabupaten Cirebon,” ungkapnya. (Islah)