KABUPATEN CIREBON, SC- Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Sungai Silorog, Desa Kedungjaya, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, mengeluhkan banyaknya limbah dan sampah yang dibuang sembarangan ke sungai tersebut. Pasalnya, selain tak elok dipandang mata, hal tersebut mengakibatkan pencemaran udara dan air sehingga menggangu masyarakat.
Ketua RT 04 Kampung Silorog, Sukarti mengatakan, sungai tersebut saat ini airnya tidak mengalir, dikarenakan banyaknya tumpukan limbah dari pabrik di sekitar sungai. Sukarti juga menyebut kesadaran masyarakat yang rendah dalam membuang sampah, mengakibatkan air sungai tidak mengalir (mampet). Menurutnya, hal tersebut perlu ada tindakan lebih tegas dari pemerintah terhadap pelaku pembuangan sampah yang ilegal, dan adanya normalisasi sungai.
“Sebenarnya, kami para RT dan Pemerintah Desa Kedungjaya sudah memberikan peringatan dan larangan buang sampah di sungai ini, tapi lagi-lagi karena limbah dari pabrik-pabrik tahu, tempe, sama pabrik lain, dan juga kiriman sampah dari masyarakat luar, termasuk masyarakat sekitar kampung ini, masih banyak yang membuang sampah ke sini. Ya memang kami sudah berusaha mencegah, tapi kesadaran masyarakat masih minim,” kata Sukarti kepada Suara Cirebon, saat ditemui di halaman rumahnya, Minggu (18/10).
Imbas dari pembangunan sampah ilegal tersebut, lanjut Sukarti, sedikitnya ada empat RT yang merasakan dampaknya.
“Saya yang tinggal di sini, mewakili warga yang terdampak yang juga suka mengeluh ke saya, merasakan bau sampah yang sangat menyengat. Saya harap ada tindakan dari Pemerintah Daerah, ya pengennya Pak Bupati turun langsung ke sini, agar tahu dan bisa merasakan apa yang kami rasakan,” tuturnya.
Menurutnya, di sekitar sungai tersebut, pemandangan menjadi suram, udara dan air menjadi bau, bahkan sering terjadi kebakaran di area sungai.
“Sampai saat ini, udara sangat bau, sampai sekitar 20 meter dari sungai masih tercium, bahkan kemarin udah ada yang terkena demam berdarah, dia tinggal di sekitar sungai, ya mungkin akibat dari sampah itu,” ujarnya.
Sukarti menyarankan kepada pemerintah, agar adanya normalisasi sehingga sungai dapat berfungsi kembali dan bersih dari sampah masyarakat.
“Ya harusnya, pemerintah mengeruk sampah yang ada di sungai, jangan dibiarkan kaya gini, bahaya nantinya,” katanya.
Berdasarkan pantauan Suara Cirebon, aroma sengatan bau sampah tersebut, dapat tercium hingga dua puluh meter dari sungai ke jalan raya yang biasa dilalui masyarakat.
Senada, warga setempat yang rumahnya tepat di pinggir sungai, Ecih meski mengaku resah akan musibah yang menimpanya selama tinggal bertahun-tahun di sekitar sungai, membuatnya harus bersabar dan tabah.
“Saya sudah lama tinggal di sini, sering mencium udara yang bau, air jadi tercemar, sungai mampet, bahkan kalau musim hujan suka kebanjiran, sampai air masuk ke rumah, tapi kalau sekarang lagi musim kemarau, jadi mampet sungainya, banyak nyamuk, kodok, dan hewan lain yang mengganggu,” kata Ecih.
Ecih berharap, semoga ada perhatian khusus dari pemerintah, terlebih agar Bupati Cirebon bisa turun langsung ke tempat, karena hal tersebut menurutnya menjadi hal yang serius untuk segera diselesaikan secepatnya.
“Ya harapannya, Bupati bisa meninjau langsung ke sini, semoga dengan adanya beliau, masyarakat bisa lebih sadar lagi, dan bisa menyediakan TPS khusus yang legal dari pemerintah,” katanya. (Yusuf)