ADE Kanedi (54) nampak begitu semangat dalam melakoni profesinya sebagai salah satu petugas kebersihan di Desa Setu Wetan, Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.
Ade tak menghiraukan aroma yang menyengat dan adanya lalat maupun belatung pada tempat pembuangan sampah di Blok Batu Ampar RT 10 RW 04, Desa Setu Wetan. Hampir setiap hari ia rela menghabiskan waktunya di tempat tersebut. Terlebih jika terik matahari menyengat, ia mengusap keringat di dahi dengan tangannya. Meski begitu tak menyurutkan niatnya untuk tetap melakoni profesinya tersebut.
Sebagai pekerja kebersihan ia tak bisa berhenti atau menunda pekerjaan mengangkut sampah yang dihasilkan rumah tangga walaupun saat ini tengah dihebohkan ancaman penyebaran wabah virus Korona.
“Yang penting kita waspada dan berusaha untuk tetap menjaga kesehatan soalnya sebagai pekerja lapangan saya sebagai petugas kebersihan sampah tak bisa berhenti dalam penanggulangan sampah di tingkat desa, sebab berkaitan dengan kebutuhan rumah tangga yang harus tetap terpenuhi yang penting kita tetap menjaga kesehatan supaya tetap aman saat mengangkut sampah,” tutur Ade, Rabu (21/10/2020).
Ia pun menceritakan kisah pilunya, demi bertahan hidup meski hanya menerima upah sebesar Rp675.000 ribu setiap bulan, pekerjaan tersebut masih tetap dilakoninya.
BACA JUGA: KH Aghuts Muhaimin: Identitas Santri Luas
“Untuk menghidupi 3 orang anak saya yang masih sekolah dan saya udah pisah dengan istri saya setiap bulan tetap memberi nafkah kepada anak-anak saya sebesar Rp 300 ribu untuk anak saya,” katanya.
Dari sisa upahnya sebesar Rp 300 ribu itulah dia berusaha mempertahankan hidup. Namun begitu dia tetap tegar. “Cukup gak cukup harus cukup, buat makan saja,” katanya. (Vicky)