KOTA CIREBON, SC- Senat Mahasiswa (Sema) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, mengadakan talk show legislatif di lingkungan organisasi kemahasiswaan (Ormawa) FUAD yang digelar di auditorium gedung setempat, Jumat (23/10/2020).
Dalam usahanya sebagai fungsi legislasi, Senat Mahasiswa (Sema) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, adakan kegiatan talk show legislatif di lingkungan Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Jumat (23/10/2020) di Auditorium Gedung FUAD.
Ketua Pelaksana, Daiman Fahrurrazi mengatakan, talk show tersebut mengusung tema “Menilik Wajah Parlemen di Era 4.0, Masihkah Relevan dengan Cita-cita Reformasi?”.
Daiman memastikan, acara yang berlangsung selama setengah hari itu tetap menerapkan protokol kesehatan. Menurutnya, acara tersebut turut dihadiri oleh perwakilan pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan(HMJ) dan Dewan Mahasiswa (Dema) di lingkungan FUAD, termasuk Dekan FUAD, Dr H Hajam MAg yang memberi sambutan sekaligus membuka acara. Selain itu, dihadirkan beberapa pemateri yaitu, Bawaslu Kabupaten Cirebon yang diwakilkan oleh Arif Rahman, serta mantan Ketua Sema FUAD, Oktavian Rinaldi dan mantan Ketua Sema IAIN SNJ Cirebon, Cicik Zakiyatur.
“Kegiatan ini diadakan sebagai salah satu program kerja pengurus Sema FUAD tahun ini, alhamdulillah berjalan dengan lancar, meskipun ada kekurangan. Saya selaku ketua pelaksana mewakili teman-teman, mengucapkan mohon maaf dan terima kasih ke semua pihak yang telah mendukung acara ini,” kata Daiman, saat ditemui Suara Cirebon di sela-sela acara.
Sementara itu di tempat yang sama, Ketua Umum Sema FUAD, Eva Zulfauzah mengatakan, saat menilik wajah parlemen di era 4.0 masihkah relevan dengan cita-cita reformasi saat ini, mengisyaratkan kemampuan akademis di dalam kelas tidaklah cukup untuk menjawab berbagai tantangan dan problematika yang ada. Menurutnya, Sema FUAD ini dibentuk dalam rangka memfasilitasi dan mengawal berbagai kreatifitas mahasiswa, mulai dari sisi spiritual dengan olah dzikir, sisi akademis dengan olah fikir, sisi fisik dengan olahraga, dan dengan sisi estitis dengan olah rasa. Sehingga menjadi jembatan terhadap wajah parlemen di era 4.0 yang mana revolusi teknologi semakin mengaburkan batas antara bidang fisik, digital dan biologis.
“Acara ini bertujuan untuk membuka pandangan dan pemahaman bagi mahasiswa FUAD, terkhusus untuk ORMAWA FUAD, agar kita selaku mahasiswa sebagai agen of change dan sosial control dapat memahami betul bagaimana kondisi negara saat ini. Agar kita dapat mengawal dan memberikan kritikan atas kebijakan yang di ambil oleh parlemen. Agar kita dapat mengawal dan memberi kritik pula terhadap kebijakan yang di ambil oleh Sema selaku badan legislati di ranah kampus,” papar Eva.
Sementara dalam sambutannya, Dr H Hajam MAg mengatakan, kegiatan tersebut sangat positif untuk mahasiswa yang berada di lingkungan FUAD. Menurutnya, kegiatan tersebut menjadi salah satu pendidikan politik dan pendidikan demokrasi yang dibutuhkan oleh kalangan mahasiswa pada saat ini.
“Ini menjadi suatu pendidikan politik dan pendidikan demokrasi yang sehat, sebagai mahasiswa FUAD kita harus mampu bersaing dengan menyesuaikan keadaan dan kritis terhadap setiap kebijakan yang terjadi di Negara ini, tetapi tidak anarkis, ekspresikan diri kalian, teruslah perbanyak wawasan dengan membaca, agar kita tidak termakan oleh politik dan demokrasi itu sendiri, sebagai mahasiswa harus berani untuk memberikan sebuah perubahan pada Negeri ini,” pungkasnya. (Yusuf)