CIREBON, SC- Transformasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) terus mendapat dukungan dari sejumlah tokoh, salah satunya dari Laskar Macan Ali.
Bahkan, Panglima Agung Laskar Macan Ali, Prabu Diaz mengungkapkan, pihaknya tidak hanya mendukung, tetapi juga berambisi untuk segera mewujudkan transformasi tersebut.
“Macan Ali ini memiliki sekitar 900 ribu anggota di seluruh Indonesia dan Asia. Kami mendukung, bahkan kami berambisi untuk mewujudkan IAIN Cirebon untuk segera bertransformasi menjadi UIN,” kata Diaz saat menerima kunjungan balasan dari IAIN Cirebon melalui Kasubag Humas kampus setempat, H Mohamad Arifin MPdI di sekretariat Laskar Macan Ali, Kamis (1/10/2020).
Dia mengungkapkan, bentuk dukungan tersebut akan ia tuangkan dalam surat yang kemudian akan dikirimkan ke sejumlah pihak, seperti presiden, Kememterian Agama, Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Pemerintah Daerah Kota Cirebon.
“Untuk ke UIN ini mungkin ada persyaratan yang harus disiapkan IAIN, seperti infastruktur, SDM, dan lain-lain. Kami siap untuk membantu hal-hal yang bisa kami bantu. IAIN tidak sendiri, kami juga ada. Ini adalah dukungan moral dan kami akan membuat surat dan dikirim ke instansi terkait untuk mendukung percepatan transformasi ke UIN,” ujar Diaz.
BACA JUGA: Perubahan Status Lembaga Semakin Dekat, Sumanta: IAIN Cirebon Siap Menjadi UIN
Dia memaparkan, walaupun IAIN Syekh Nurjati Cirebon berdomisili di Kota Cirebon, namun dukungan percepatan transformasi ini justru datang dari pemerintah daerah tetangga, yaitu Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu.
“Di Kabupaten Cirebon itu ada tanah untuk pengembangan IAIN di Desa Astapada, sedangkan di Indramayu ada tanah di Desa Cikawung untuk kampus II IAIN Cirebon,” terangnya.
Untuk itu, Diaz berharap, Pemerintah Daerah Kota Cirebon pun dapat memberikan kontribusinya untuk membantu percepatan transformasi IAIN Syekh Nutjati Cirebon menjadi UIN. Pihaknya pun siap memfasilitasi jika ada kendala terkait persyaratan untuk proses administrasi atau hal lainnya dengan cara yang legal dan bermartabat.
“Saya akan coba berkomunikasi dengan Pemerintah Daerah Kota Cirebon dan institusi lokal lainnya untuk hal tersebut. Malulah jika tidak ada keterlibatan. Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu saja memberikan peluang rencana keberadaan kampus di sana. Sedangkan saya belum melihat Pemda Kota Cirebon berkontribusi dalam perjuangan IAIN bertransformasi ke UIN,” ucapnya.
Karena, Diaz menilai, hal ini sangat ironis. Pasalnya nama-nama leluhur Cirebon, seperti Sunan Gunung Jati dan Syarif Hidayatullah telah diambil lembaga pendidikan lain di luar Cirebon dan telah menjadi UIN. Sedangkan di Cirebon sendiri yang berjuluk kota wali, lembaga pendidikannya yaitu IAIN Syekh Nurjati Cirebon belum menjadi UIN.
“Sebagai masyarakat Cirebon saya merasa prihatin IAIN tidak diperhatikan Pemkot Cirebon, sedangkan pemerintah di kabupaten tetangga berlomba-lomaba untuk membantu. Ironis sekali, sampai leluhur Cirebonnya diambil daerah lain dulu. Harusnya ini di Cirebon dulu,” tukasnya.
BACA JUGA: Daftar Agenda Besar IAIN Cirebon, Tahun 2034 Jadi Destinasi Pendidikan Islam Dunia
Untuk itu, Dias berharap, semua pihak dapat kompak dan bersatupadu untuk mewujudkan transformasi lembaga ini. Karena, jika IAIN Syekh Nurjati Cirebon terwujud menjadi UIN, banyak manfaat yang akan didapatkan, yaitu dari kintribusi keilmuan terhadap pembangunan daerah dan tentunya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Saya tidak ada keterikatan dengan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, tapi saya berambisi untuk mendukung. Ini adalah dukungan moral sebagai masyarakat Cirebon yang menginginkan IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi UIN, karena ini akan menjadi sebuah kebanggaan bagi kami masyarakat Cirebon,” tandasnya. (Arif)