CIREBON, SC- Pangan dan olahan pangan dengan bahan yang berbahaya masih bisa ditemukan di tengah masyarakat. Kondisi ini mendapatkan perhatian dari anggota komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher.
Menurutnya, setiap orang tua harus melindungi keluarganya dari paparan pangan berbahaya. Pasalnya, konsumsi pangan aman dan olahan yang aman masih belum menjadi prioritas masyarakat.
‘Oleh karena itu, kegiatan sosialisasi ini penting dilakukan kepada masyarakat,” papar Netty dalam kegiatan Penyuluhan/Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) bertema “Keamanan Pangan Resiko Tinggi dann Teknologi Baru”.
Kegiatan yang diselenggarakan di Gedung PGRI dan Aula SD Al-Farabi Kabupaten Cirebon ini atas kerjasama Komisi IX DPR RI dan Badan POM RI dengan menghadirkan berbagai kelompok masyarakat dari berbagai usia dan pekerjaan.
“Sinergi dalam program edukasi ini harus gencar dilakukan dalam berbagai media dan metode agar masyarakat semakin paham dan terlindungi baik sebagai konsumen maupun sebagai pelaku usaha. Kita masih mudah menemukan jajanan anak-anak kita baik di sekolah maupun lingkungan rumah,” jelas Netty.
Bahkan, Netty mengungkapkan, junal kesehatan Lancet menerangkan bahwa penyebab 1 dari 5 kematian di seluruh dunia diakibatkan oleh menu makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
“Jaga imun, aman, dan iman di masa Covid-19 ini. Konsumsi terus pangan bergizi dan aman, jaga spiritualitas, serta lakukan terus protokol kesehatan. DPR saat ini sedang membahas Rancangan Undang-Undang POM sebagai upaya untuk memperkuat kinerja Badan POM dalam menjamin dan melindungi masyarakat,” paparnya.
Netty metuturkan, menurut Profesor Christopher Murray dari University of Washington, menjelaskan bahwa menu makanan menjadi salah satu pendorong kesehatan yang dominan di seluruh dunia.
“Saya mengajak bapak ibu yang hadir di kegiatan ini untuk melakukan dua hal. Pertama jadilah agen dengan menyebarkan informasi yang didapat pada hari ini tentang pangan yang aman dan cara mengecek keamanan pangan kepada komunitas dan kelompok masyarakat lainnya. Dan kedua, masyarakat harus membantu pemerintah melakukan pengawasan terhadap pangan, makanan, dan obat yang ada di sekitar kita. Alhasil kita bisa mewujudkan Indonesia yang sehat, kuat, dan jaya,” katanya
BACA JUGA: Netty: UU Omnibus Law Rugikan Masyarakat
Sementara itu, salah satu perwakilan BPOM, Chairun Nisa menerangkan, peran dan kewajiban dalam pengawasan obat dan makanan harus terus didukung oleh semua pihak.
“Kebijakan tentang standar dan prosedur pengawasan obat dan makanan baik pengawasan sebelum dan selama edar yang dilakukan oleh pemerintah harus didukung oleh masyarakat, industri, dan dunia usaha,” terang Nisa.
Perwakilan BPOM lainnya, Didik Joko Pursito menambahkan, pihaknya juga mengajak masyarakat agar menjadi konsumen yang cerdas.
“Menjadi konsumen yang cerdas dan kritis itu penting. Agar kita tidak terjebak dan menyebarkan informasi yang salah dan juga menyesatkan terutama terkait pangan,” tandasnya. (Arif/Ril)