KABUPATEN CIREBON, SC- Mencuatnya persoalan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Dinas Sosial Dinsos Kabupaten Cirebon, kemarin menuai kritik pedas dari anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Yoga Setiawan, terkait karut-marut data, belum terpenuhinya mesin electronic data capture (EDC), dan adanya dugaan monopoli suplier.
Kali ini kinerja anggota DPRD tersebut, dikritik ole salah satu organisasi masyarakat, yakni DPP AMPAR Cirebon.
Ketua Umum DPP AMPAR Cirebon, Maulana, melaui Sekjen AMPAR Abdul Hamid mengatakan, anggota komisi IV itu, seharusnya bisa memperhatikan hal lainya yang saat ini sedang dihadapi oleh masyarakat pascapandemi Covid-19.
“Intinya begini kepada Mas Yoga, harusnya enggak usah melulu mengurusi BPNT. Sebab di komisi IV kan banyak sektor-sektor yang perlu dibahas. Di antaranya terkait pelayanan kesehatan dan pendidikan, itukan masalah yang harus diperhatikan sebenarnya,” ujar Abdul Hamid kepada Suara Cirebon, Kamis (05/11/2020).
Menurutnya, beberapa persoalan kesehatan dan pendidikan perlu disikapi, di antaranya terkait adanya Kartu Indonesia Sehat (KIS) warga yang tiba-tiba tidak aktif, serta bagaimana cara mengantisipasi masalah pendidikan di saat pandemi Covid-19 berlangsung.
“Karena apa, yang punya kartu KIS tiba-tiba enggak aktif. Harusnya kan disikapi sama beliau yang terhormat ini. Kemudian pendidikan, bagaimana caranya mengantisipasi masalah musim Covid, di saat anak sekolah tidak bersekolah itu yang harusnya dipentingkan,” tandasnya.
Pihaknya menduga, penyikapan yang dilakukan oleh Yoga mewakili kepentingan pribadi.
“Mas Yoga ini perwakilan dewan, jangan mewakili kepentingan pribadi. Diduga beliau ini kayaknya mau jadi suplayer juga,” tukasnya.
BACA JUGA: Ampar Desak Pemkab Serius Tangani Persoalan Kavling
Selain itu, pihaknya menyayangkan, pada setiap kunjungan kerja yang dilakukan Yoga di tiap kecamatan, kunjungan kerja tersebut cenderung hanya membahas soal BPNT.
“Apa enggak ada yang lain. Emang tidak apa-apa membahas BPNT tapi kan ada hal-hal yang lain juga yang perlu dibahas,” pungkasnya. (Joni)