CIREBON, SC- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto menggandeng IAIN Syekh Nurjati Cirebon menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) di salah satu hotel wilayah Cirebon, Rabu (25/11/2020).
Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg menjelaskan, FGD tersebut membahas tentang pengawasan internal. Selain itu, kegiatan ini juga untuk mengupdate sejumlah regulasi yang akan diberlakukan.
“Sehingga kegiatan-kegiatan di kampus dapat terlaksana yang sesuai dengan regulasi,” kata Dr Sumanta kepada Suara Cirebon ketika ditemui di ruangannya.
Narasumber kegiatan ini, lanjut dia, adalah Ketua Satuan Pengawas Internal (SPI) IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Pasalnya, pelaksanaan program kampus keagamaan Islam negeri satu-satunya di wilayah III Cirebon tersebut zero temuan atau telah sesuai dengan regulasi.
“Nah itu artinya teman-teman dari satuan pengawas internal telah bekerja secara optimal dengan kompetensi pengawasannya yang bagus,” ujar Dr Sumanta.
BACA JUGA: Optimis, Tahun 2021 IAIN Cirebon Jadi UIN
Prinsipnya, tegas dia, anggaran dapat terserap dan pelaksanaanya harus sesuai dengan regulasi. Karena, menurut Dr Sumanta, apa artinya anggaran terserap mendekati 100 persen kalau tidak sesuai regulasi, karena hal itu hanya akan menimbulkan permasalahan dikemudian hari.
“Jadi poinnya itu. Di samping itu juga membahas kegiatan-kegiatan lain yang bisa memberikan kebaikan untuk kedua lembaga, IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan IAIN Purwokerto,” tegas Dr Sumanta.
Sementara itu, Rektor IAIN Purwokerto, Dr KH Moh Roqib MAg mengungkapkan, pihaknya memang selalu melakukan peningkatan berbagai hal dari waktu ke waktu dan FGD ini merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan program yang tidak menimbulkan masalah.
“Jadi bagaimana kita melaksanakan program yang jauh dari problem-problem batu sandungan ke depan, khususnya di bidang administrasi keuangan, maka kita perlu belajar dan terus belajar,” katanya.
Untuk itu, jelas Dr Roqib, pihaknya perlu belajar dari IAIN Syekh Nurjati Cirebon untuk sharing dan tukar wawasan terkait administrasi tersebut. Pasalnya, papar dia, di kampus ini memiliki SPI yang anggotanya telah memiliki banyak pengalaman.
“Anggota dan pimpinan SPI di IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini dulunya ada yang pernah di Itjen (Inspektorat Jendral Kemenag RI), jadi punya pengalaman yang lebih detail dibandingkan kami yang ada di IAIN Purwokerto,” jelasnya.
Sedangkan Ketua SPI IAIN Purwokerto, imbuh Dr Roqib, sebelumnya menjabat sebagai wakil rektor 1, sehingga telah memahami berbagai permasalahan yang selama ini muncul di kampus setempat.
“Maka kami mencari solusi agar permasalahan tersebut tidak muncul lagi di kemudian hari. Untuk itu kami perlu belajar untuk dapat menambah kedewasaan kita dalam terus melangkah,” tuturnya.
Menurut Dr Roqib, dengan pengalaman bersama IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini dapat meningkatkan wawasan pihaknya dalam menata pengelolaan administrasi keuangan. Yaitu, dari mulai perencanaan hingga pelaporan dapat sesuai regulasi dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
“Dan di sini (IAIN Syekh Nurjati Cirebon) sudah memiliki pengalaman-pengalaman yang sudah dilakukan dan ini bagus untuk ke depannya. Maka kita bisa mengambil pelajaran dari sini untuk penataan yang lebih kuat dan akurat, sehingga jika ada pemeriksaan dari pusat itu sudah tidak ada masalah karena sesuai regulasi. Intinya itu,” pungkasnya. (Arif)