PUBLIC speaking di era digitalisasi ini, menjadi kemampuan yang perlu ditekuni oleh kaum milenial. Pasalnya, kemampuan berbicara di depan umum ini merupakan suatu keunggulan dan keahlian yang jarang dimiliki oleh semua orang.
Tak hanya itu, untuk menguasainya, perlu latihan yang giat dan keberanian mental yang gigih. Dengan kemampuan ini, banyak peluang dan kesempatan yang akan didapatkan. Bahkan, dengan public speaking, tak menutup kemungkinan seseorang dapat mengelilingi dunia.
Hal itu diaplikasikan oleh sosok gadis berparas cantik, Mita Sri Wahyuni. Perempuan kelahiran Cirebon, pada 15 September 2000 ini dapat mengasah kemampuannya dalam berbicara di depan umum, dengan mengikuti berbagai macam perlombaan.
Terbukti, upaya Mita tak sia-sia. Belum lama ini, Mita meraih prestasi yang membanggakan bagi dirinya, bahkan kampusnya. Ia berhasil meraih titel juara 2 Master of Ceremony (MC) di ajang kompetisi “Protocol Fair 2020” tingkat nasional, yang diadakan di Universitas Padjajaran (UNPAD) pada 10-15 November 2020 lalu.
Mahasiswi jurusan KPI IAIN Syekh Nurjati ini pun merasa bahagia dengan torehan prestasinya. Gadis muda yang menjadi penyiar muda di salah satu radio ini, mengaku tak pernah menyangka sebelumnya akan mendapatkan prestasi gemilang.
Bahkan, Mita sempat pesimis dalam mengikuti lomba yang menurutnya diikuti oleh para jagoan yang mewakili setiap kampusnya.
“Yang pasti seneng banget dan gak pernah nyangka karena ini ruang lingkupnya nasional. Sempet pesimis juga melihat peserta lain yang keren-keren banget. Tapi ya… tetap menjalankan motto hidup saya saja ‘Do the best and you’ll got all the best’ dan alhamdulillah I got it! MasyaAllah,” tuturnya kepada Suara Cirebon, Senin (16/11).
Di balik manisnya mendapatkan juara 2, ternyata Mita mengalami berbagai macam kendala yang. Mita termasuk peserta yang hampir tidak jadi mengikuti lomba itu. Pasalnya, ia mendaftar pada H-1 jelang penutupan.
BACA JUGA: IAIN Cirebon Dinyatakan Lulus Jadi UIN, Tinggal Tunggu Kepres
“Karena saya mendaftar H-1 sebelum ditutup, jadi ketar ketir edit video dan lain-lain,” ujarnya.
Namun, kendala tersebut tidak menghalangi harapannya dalam meraih prestasi di ajang bergengsi itu. Baginya, prestasi yang ia raih sangatlah penting.
“Prestasi itu penting karena sebagai bukti suatu progres yang sudah Mita jalani,” imbuhnya.
Setelah mendapatkan prestasi gemilang itu, ia pun berharap dan bergegas untuk ke depannya. Mita berharap dapat kembali meraih prestasi yang lebih besar dan lebih banyak lagi.
“Harapan ke depannya, semoga saya semakin semangat mencetak prestasi-prestasi lain, lebih baik lagi dari sebelumnya, dan semoga bisa menginspirasi temen-temen mahasiswa lain, khususnya IAIN Syekh Nurjati Cirebon,” pungkasnya. (Yusuf)