KABUPATEN CIREBON, SC- Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Cirebon menggelar upacara penyerahan piagam penghargaan guru berdedikasi dan pemenang lomba karya tulis guru tahun 2020, di gedung PGRI setempat, Senin (30/11/2020).
Ketua PGRI Kabupaten Cirebon, Yeyet Nurhayati, mengatakan, sebanyak 25 guru telah mendapatkan penghargaan. Menurutnya, penghargaan tersebut diberikan bagi guru yang mempunyai motivasi, kretivitas dan berprestasi.
“Kami memberikan penghargaan supaya guru-guru itu lebih bersemangat, merasa dihargai dan diaku oleh PGRI,” kata Yeyet kepada Suara Cirebon, usai acara tersebut.
Sementara itu, Ketua Panitia Penghargaan Guru Berdedikasi Tahun 2020, Rudianto mengatakan, selama pandemi ini PGRI telah melaksanakan berbagai macam kegiatan sosial, salah satu di antaranya adalah donor darah.
“Dalam rangkaian Hari Guru Nasional (HGN) dan hari ulang tahun ke-75 PGRI, kita melaksanakan berbagai macam kegiatan, karena pandemi ini kegiatan diprioritaskan ke kegiatan sosial,” ujar Rudianto.
Wakil ketua 1 PGRI Kabupaten Cirebon itu menjelaskan, guru berdedikasi versi PGRI adalah guru yang profesional, bermartabat dan mampu menjadi pencerah penggerak di masa pandemi.
“Kita berikan mereka kategori guru TK, kepala TK, pengawas TK, sampai tingkat SMA dan SMK. Penghargaan ini nilainya tidak besar, tapi saya yakin bisa menjadi spirit bagi para guru yang lain untuk menjadi lebih baik,” katanya.
Menurutnya, PGRI telah melakukan persiapan selama tiga bulan penilaian secara diam-diam. Hal itu dikarenakan untuk melihat originalitas guru dalam menjalankan profesinya.
“Itu kita melaksanakan semacam tapa brata, semacam survei kecil-kecilan kira-kira yang cocok di tahun ini mendapatkan predikat guru berdedikasi itu siapa saja,” ungkapnya.
BACA JUGA: Imbau Jemput Bola ke Rumah Murid, Ketua PGRI: Pandemi Bukan Halangan Guru Mengajar
Ia berharap, agenda tahunan itu dapat memotivasi para guru lainnya. Karena ke depan pihaknya akan menambah jumlah baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas.
“Dan juga kita itu melaksanakan kegiatan lomba karya tulis guru. Ini menjadi pointer karena guru itu harus bisa menulis, karena bagian daripada profesionalitasnya,” pungkasnya. (Joni)