KABUPATEN CIREBON, SC- Seiring perkembangan zaman dan mudahnya masyarakat mendapatkan informasi dan komunikasi di era digital, tradisi atau budaya mengaji dan membaca Alquran sehabis Magrib semakin terabaikan. Hal itu karena kebanyakan anak-anak dan remaja lebih senang menghabiskan waktu di depan televisi atau bermain gadet dibanding membaca Alquran.
Hal itu dikemukakan Kasubag Sosial Agama Setda Kabupaten Cirebon, Mustofa saat bersama tim Kementerian Agama (Kemenag) mengadakan sosialisasi dalam pembangunan mental spiritual keagamaan dengan membudayakan membaca Alquran di Desa Cikulak, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, Rabu (9/12/2020).
”Gerakan Magrib Mengaji ini diharapkan menjadi budaya dan ciri khas masyarakat khususnya anak-anak di Kabupten Cirebon. Pasalnya kegiatan ini sangat positif dalam membangun nilai-nilai spiritual keagamaan dapat terjaga,” kata Mustofa kepada Suara Cirebon.
Lanjut Mustofa, sosialisasi ini bisa menjadi warisan yang positif dan membawa ciri khas warga Kabupaten Cirebon. Pihaknya mengharapkan anak-anak saat ini di masa kecilnya dibekali dengan mengaji Alquran terutama sehabis Maghrib.
“Kita semua harus terapkan budaya mengaji bakda Maghrib, sebab Alquran sebagai kitab suci bagi umat Islam untuk membentuk ketaqwaan hambanya terhadap Tuhan yang Maha Esa,” ujar Mustofa.
BACA JUGA: IAIN Cirebon Gelar Seminar Ngaji Manuskrip
Selain itu tujuan mengaji sesudah magrib adalah sebagai upaya menumbuhkan kesadaran dan menghidupkan kembali membaca Alquran dan meminimalisasi pengaruh negatif dari media teknologi informasi khususnya bagi anak-anak.
“Sasaran utama gemar mengaji ini adalah seluruh lapisan masyarakat, khususnya anak anak dan remaja, dan diharapkan bukan sekedar mengaji namun sebagai pembentukan karakter islami yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (Baim)