KOTA CIREBON, SC- IAIN Cirebon Gelar Seminar Ngaji Manuskrip. Laboratorium Tafsir Hadis (LTH) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon mengadakan Seminar Nasional melalui aplikasi zoom meeting dengan mengusung tema “Ngaji Manuskrip Cirebon terkait Al-Qur’an, Tafsir, dan Hadis.”
Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana acara tersebut, Dr Hartati MA menuturkan, adanya seminar ini berawal dari perbincangan antara Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) dan Himpunan Mahasiswa (HIMA) Ilmu Hadis (ILHA) yang kemudian saling bersinergi untuk ditindaklanjuti oleh pihaknya.
“Tujuan diadakan kegiatan ini, yaitu untuk membekali mahasiswa dan mahasiswa jurusan IAT (khususnya), untuk penyusunan proposal baik proposal skripsi ataupun penelitian lainnya,” katanya, kemarin.
Hartati berharap, kajian tersebut dapat membantu pemerintah terutama Kementerian Agama (Kemenag) Kota/Kabupaten Cirebon dalam wilayah kajian manuskrip, terkait sumber data di wilayahnya.
Sementara itu, Dekan FUAD Dr H Hajam MAg mengatakan dalam sambutannya, menurut ia kajian ini merupakan kajian yang langka dan pertama kali dilakukan di lingkungan IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
“Harapannya, semoga kajian ini menjadi rutin guna mengenal kajian-kajian naskah berupa naskah keagamaan, tasawuf, tafsir, hadis, fiqih, nahwu, dan lain sebagainya,” paparnya.
Selain itu, lanjut Hajam, mudah-mudahan kajian ini tetap dilaksanakan secara rutin. Menurutnya, karena ini kajuan tersebut dinilai penting yang berkaitannya dengan distensi keilmuan FUAD, yaitu salah satunya mengaji naskah.
M Mukhtar Zaedin, yang menjadi narasumber di acara tersebut menyampaikan, menurutnya manuskrip atau naskah kuno merupakan sumber informasi yang paling otentik pada masanya.
“Ada dua aliran naskah kuno yaitu aliran pesantren dan aliran keraton. Tempat penulisan naskah terjadi hanya di dua tempat itu sebagai pusat pendidikan,” ujarnya.
Naskah itu, imbuh Mukhtar, menjadi hal yang sangat penting, sehingga perlu konservasi dan pemanfaatan yang lebih baik. Menurut Mukhtar, pemanfaatan yang paling utama adalah kajian.
BACA JUGA: IAIN Cirebon Miliki Guru Besar Baru di Bidang Ilmu Hukum
Sementara itu, acara tersebut disambut baik oleh Pengurus Pusat Konservasi dan Pemanfaatan Naskah Klasik Cirebon. Pihaknya mengklaim berhasil mengidentifikasi naskah yang ada di Cirebon selama 20 tahun. Kurang lebih ada 600 naskah kuno, di mana diklasifikasikan mengenai mushaf kurang lebih 20 naskah, naskah mengenai tafsir 2, namun hadis sampai hari ini belum menemukan.
Adapun, naskah di Cirebon yang diklaim oleh pihaknya memakai 4 aksara, di antaranya aksara Arab, Cacarakan, aksara Pegon serta aksara Latin. (Fasfah/Yusuf)