CIREBON, SC- Viranya video ajakan jihad yang dimasukkan dalam sususnan kalimat azan dan iqomat, membuat KH Maman Imanul Haq tergerak untuk menyatakan secara tegas. Pertama susunan lafad azan dan iqomat itu bersifat tauhid, artinya, susunanan itu sudah dianjurkan oleh Rasulullah Saw, tidak perlu diubah dan ditambahi.
Kecuali dalam beberapa kesempatan, misalnya ketika ada angina besar, ada sesuatu yang membahayakan, maka di luar adzan dan iqomat itu muadzin biasanya memberi tahu untuk melakukan sholat di rumah masing-masing, namun, itu bukan bagian dari azan dan iqomat.
“Yang kedua, secara kontekstual ajakan jihad pada saat ini tentu sangat tidak tepat karena kita dalam suasana tenang, damai, pemerintah kita pun adalah pemerintah yang memberikan kepada kita kebebasan melaksanakan syariat Islam, bahkan, mensupport kegiatan-kegiatan keislaman, termasuk di saat pandemic Covid-19 ini. Bantuan pemerintah pada pesantren, kepada guru-guru ngaji, dai, masyarakat secara keseluruhan menunjukkan bahwa pemerintah kita betul-betul sesuai dengan apa yang kita inginkan sebagai umat Islam,” tegas anggota DPR RI dari Fraksi PKB tersebut, Selasa (1/12/2020) malam.
Menurut Maman, yang ketiga, prospektif jihad pada hari ini bukan melakukan perlawanan kepada pemerintah yang sah, tetapi jihad pada hari ini adalah bagaimana melawan kemiskinan, melawan kebodahan dan tentu adalah secara gotong royong melawan Covid-19, jihad pada hari ini adalah bagaiman disiplin mentaati protocol kesehatan, psycal distancing, pakai masker.
Dia beralasan, karena begitu banyak orang yang terkena Covid-19, termasuk Gubernur Anis, wakil gubernurnya, beberapa kiyai pun meninggal dunia, ini memberikan bukti bahwa Covid itu nyata dan hanya dengan kedisiplinan dan kebersamaan bisa menghadapinya bersama.
Selanjutnya yang keempat, menurut Maman viralnya video itu tidak perlu ditanggapi secara berlebihan, jangan terprovokasi, jangan terhasut, itu mungkin hanya lomba adzan dan iqomat yang kreatif, walaupun kreativitasnya berlebihan, tidak hanya bid’ah yang mengada-ada.
“Makanya Saya berprinsip viralnya video itu tidak perlu ditanggapi secara berlebihan toh masyarakat yang rasional, masyarakat yang patuh kepada ajaran para ulama, para dai akan selalu mengikuti ajaran Islam yang dianjarkan Rosulullah Saw, tidak mengada-ada tidak juga membuat kecamasan dan kepanikan,” terang tokoh muda NU tersebut.
BACA JUGA: MUI Bolehkan Warga Boikot Produk Prancis
Menanggapi informasi bahwa salah satu pembuat video viral yang memasukkan jihad dalam lafad azan dan iqomat itu berasal dari Majalengka, Maman yang Ketua KITA itu mengatakan, hal itu merupakan kreativitas yang berlebihan, mungkin dia kurang piknik saja yang azan ditambahi hayaalal jihad.
“Sekali lagi adalah sekelompok orang yang tidak sadar bahwa dia ada di sebuah negara yang menjamin kebebasan melaksanakan perintah Allah Swat sehingga mungkin dia jombloh atau kurang piknik saja,” pungkasnya. (Malik)