KABUPATEN CIREBON, SC- Risiko terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ketika musim penghujan selalu ada. Karena, musim hujan bisa menimbulkan genangan air yang tertampung barang bekas di luar area rumah.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Sartono mengatakan, kondisi tersebut akan menumbuhkan jentik-jentik nyamuk aedes aegypti.
“Hujan berisiko meningkatkan kasus DBD kalau orang tidak sadar bahwa tempat barang bekas itu menjadi tempat perindukan nyamuk,” kata Sartono, Rabu (17/2/2021).
Karena, lanjut dia, air hujan yang tertampung di barang bekas di luar rumah itu kondisinya jernih dan bersih. Sehingga sangat disukai nyamuk aedes aegypti untuk tempat berkembang biak.
“Prinsipnya, air hujan itu ketika tidak terkena tanah langsung maka disukai oleh nyamuk. Tapi kalau ada (tercampur, red) tanah, maka telur nyamuk tidak mau menetas,” ujar nya.
Menurut Sartono, beberapa kasus DBD di Kabupaten Cirebon bahkan terjadi akibat air hujan yang tertampung pada batok kelapa yang sudah terbuka. Hal itu, banyak terjadi di sekitar penjual es kelapa muda di beberapa wilayah, di antaranya di wilayah Greged dan Watubelah, Sumber.
“Di daerah Greged banyak juga kasusnya, di Watubelah di sekitar pedagang es kelapa muda itu juga banyak,” paparnya.
Namun, kata dia, berkembangnya nyamuk di dalam rumah juga perlu diwaspadai karena berisiko menimbulkan DBD juga. Biasanya, di dalam rumah juga nyamuk bersarang pada tempat-tempat seperti vas bunga, drainase dispenser dan tempat air di belakang kulkas. Karena di tempat-tempat tersebut kondisi airnya bersih dan jernih.
“Jadi, memang nyamuk itu bersarang di tempat air yang bersih, jernih dan tidak berhubungan dengan tanah,” kata Sartono.
BACA JUGA: Launching BLUD Ditargetkan Bulan Depan
Belakangan pihaknya juga mencatat fenomena baru munculnya kasus DBD. Yakni, nyamuk menggigit orang yang terkena DBD dan menularkannya dengan cara menggigit orang lainnya lagi. Bahkan, sambung dia, sekarang nyamuk tersebut tidak harus menggigit orang yang terkena DBD untuk menularkannya kepada orang lain. Karena di dalam larvanya sudah ada virus. Dari hasil penelitian di salah satu kecamatan di Kabupaten Cirebon, imbuh Sartono, nyamuk tersebut sudah mengandung virus dalam jentiknya.
“Memang belum merata terjadi di Kabupaten Cirebon, tapi dari hasil penelitian itu, nyamuknya sudah mengandung virus dalam jentiknya. Pencegahan paling efektif ya pemberantasan sarang nyamuk dengan 3 M plus. Yaitu menutup, mengubur, menguras dan plusnya itu membuat pelindung dari nyamuk, misalnya kelambu atau memelihara ikan cupang dan menanam tanaman yang aromanya tidak disukai nyamuk,” pungkasnya. (Islah)