KOTA CIREBON, SC- Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSPPPA) Kota Cirebon melakukan pertemuan peningkatan kapasitas pengurus baru Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) di aula pertemuan DSPPPA Kota Cirebon, Kamis (25/2/2021).
Ketua P2TP2A Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSPPPA) Kota Cirebon yang baru, dr Juny mengatakan, di tahun sebelumnya P2TP2A memang masih terfokus pada penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang hanya di hilirnya saja, yaitu penanganan satu atap di RSUD Gunung Jati. Namun, ke depannya akan ada penanganan yang lebih serius di sektor hulunya.
“Nanti sepuluh tahun ke depan, kita akan mencari solusi bagaimana caranya supaya tidak ada kasus kekerasan anak dan perempuan lagi, yaitu mencari permasalahan di area hulu,” kata Juny kepada Suara Cirebon.
Menurutnya, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak harus segera dihentikan, meski memang tidak mudah. Menurutnya, P2TP2A harus mengadakan berbagai upaya, seperti parenting untuk anak, pemberdayaan perempuan yang sudah berjalan seperti di Kriyan, dan pemberdayaan lainnya yang perlu diadakan.
“Kebanyakan korban kekerasan anak karena dianggap bodoh, jelek, tidak mampu, dan lainnya. Jadi ke depannya, bagaimana kita bisa membangun mental terhadap anak-anak agar bisa melindungi dirinya sendiri. Mudah-mudahan ada penambahan pemberdayaan lain terhadap anak dan perempuan juga,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala DSPPPA Kota Cirebon, Drs Hj Santi MSi menuturkan, P2TP2A ini lahir sejak 2009 lalu, dari dulu sampai sekarang masih eksis. Waktu itu, kata Santi, P2TP2A masih di bawah naungan BKKBN. Ada wacana bahwa P2TP2A ini akan bergabung dengan KB. Namun, tidak dilakukan karena di lapangan masih bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk penanganan perlindungan perempuan dan anak.
“Untuk pembentukan KPAID dirasakan belum perlu, karena di DSPPPA ini masih bisa menyelesaikan masalah dari perempuan maupun anak di Kota Cirebon. Karena di sini sudah lengkap ada dari Dinkes, Pekerja Sosial, Dinas KB, dan komplit dari pihak lainnya,” ujarnya.
Santi berharap, mudah-mudahan P2TP2A dengan pengurus barunya itu, ke depannya akan bertambah eksis dan memberikan pelayanan yang maksimal bagi perempuan dan anak di Kota Cirebon.
BACA JUGA: Geng Motor Kembali Berulah, Anak di Bawah Umur Dianiaya Motornya Dicuri
Di kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Agus Mulyadi menyarankan kepada pengurus P2TP2A yang baru, penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak harus dilakukan dari hulunya.
“Kasus kekerasan pada perempuan dan anak di tahun 2020 ada peningkatan, semoga kasus tersebut di tahun 2021 bisa turun,” kata Agus Mulyadi.
Agus berharap, setelah serah terima jabatan, P2TP2A bisa lebih meningkatkan lagi pelayanannya dan dapat memecahkan masalah yang ada pada perempuan dan anak di Kota Cirebon. (Yusuf)