KUNINGAN, SC- Sosialisasi vaksin Covid-19 nampaknya harus terus digencarkan oleh pemerintah, pasalnya masyarakat Kabupaten Kuningan masih banyak yang takut divaksin, bahkan, banyak yang menolak untuk divaksin.
“Saya mah pokonya ga mau divaksin, ngapain? Apalagi vaksinnya itu dari Cina. Yang nyebarin virus corona, Negara Cina, eh vaksinnya dari Cina juga. Jangan-jangan nanti vaksinnya ada virusnya. Setelah corona sembuh, malah ada virus lain. Ngeri. Pokoknya saya tidak mau divaksin, bahkan, keluarga saya juga diimbau untuk tidak divaksin,” papar Rohimin, salah seorang warga Cigandamekar yang sering pulang pergi Kuningan–Jakarta, kepada Suara Cirebon, Sabtu (13/2/2021).
Rohimin lebih memilih vaksin alami untuk menangkal virus dan meningkatkan daya tahan tubuhnya. Ia rajin mengonsumsi madu asli yang sudah teruji secara klinis sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
“Madu lebih ampuh dari segala macam vaksin. Saya dan keluarga rutin memilih madu dan tidak akan divaksin,” tandasnya menambahkan kata penolakannya.
Senada yang diutarakan warga lainnya asal Kecamatan Cigugur, Karno (60). Dirinya bukan anti vaksin, bahkan sejak bayi semua keluarganya disiplin untuk imunisasi. Menurutnya, imunisasi itu sebagai vaksin untuk kekebalan tubuh. Akan tetapi, jika saat ini diberi lagi vaksin corona, Karno masih ragu dan nampaknya akan memilih untuk tidak divaksin.
Sementara itu, vaksin tahap pertama untuk tenaga kesehatan di Kuningan sudah dilakukan pada awal Februari, dengan sasaran kepala daerah dan tenaga kesehatan. Tahap kedua akan segera dilakukan untuk para tenaga kesehatan yang berusia 60 tahun. Setelah itu, akan terus dilakukan kepada masyarakat lainnya secara bertahap.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan BPOM mengeluarkan izin vaksin untuk bisa diberikan bagi orang dengan usia di atas 60 tahun yang berdasarkan uji klinis ke 3 di negara-negara di luar Indonesia.
“Penting sekali bagi pemerintah untuk memprioritaskan tenaga kesehatan berusia lanjut karena adanya risiko ganda, yaitu profesi mereka yang rawan terpapar COVID-19, selain itu usia mereka yang rentan,” katanya saat konferensi pers secara virtual, Minggu (7/2/2021).
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kuningan, dr. Hj. Susi Lusiyanti, justru menepis jika banyak warga Kuningan yang menolak divaksin. Ia juga optimis, karena sosialisasi dinilainya telah tepat sasaran. “Tidaklah, nanti juga orang malah antre pengen divaksin,” ujarnya singkat.
BACA JUGA: Cohati Dapat Ganti Rugi Waduk Cileuweung Rp 1,2 M
Vaksin yang telah tersebar di Indonesia termasuk di Kabupaten Kuningan tersebut yaitu vaksin buatan Sinovac Bio Tech adalah Farmasi Cina, lalu Bio Farma, Pfizer, Sinopharm, Moderna dan Astrazeneca.
Secara paralel pemerintah juga akan mulai melakukan vaksinasi kepada lansia kategori non-nakes. Sekitar 10% populasi Indonesia berada dalam kelompok lansia, dan 50% lebih kematian akibat Covid-19 terjadi pada kelompok ini. (Nung kh)