KABUPATEN CIREBON, SC- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon memastikan, setelah vaksinasi bagi pelayan publik mulai TNI, polisi, ASN termasuk para guru, vaksinasi Covid-19 akan menyasar ojek online (Ojol).
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Cirebon, Hj Enny Suhaeni menyebut, vaksinasi Covid-19 untuk para ojol masuk dalam vaksinasi tahap kedua.
Menurut Enny, saat ini pihaknya masih menunggu datangnya vaksin dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar).
“Ojol ini masuk sasaran tahap kedua, tapi kita masih menunggu vaksin dari Pemprov Jabar,” kata Enny, Minggu (21/3/2021).
Dikatakan Enny, total sasaran vaksinasi di Kabupaten Cirebon sebanyak 268 ribu orang, termasuk ojol. Namun, kata dia, dari ratusan ribu jumlah sasaran di Kabupaten Cirebon, saat ini jumlah vaksin yang diterima baru 50 persennya.
Dari jumlah tersebut, kata Enny, vaksin yang datang pada tahap awal sebanyak 18 ribu. Kemudian pada tahap berikutnya sebanyak 4.000 vaksin. Sedangkan vaksin tahap ketiga, masih belum turun.
“Untuk vaksin ketiga kita belum tahu. Tapi saat ini masih ada cadangan 1.500 vaksin yang tersimpan di gudang farmasi, kalau sewaktu-waktu di puskesmas ada permintaan yang masuk sasaran bisa digunakan,” kata Enny.
Sebelumnya, Enny menjelaskan, vaksinasi tahap kedua juga menyasar pesantren-pesantren di Kabupaten Cirebon. Salah satunya adalah Pesantren Khas Kempek, Kecamatan Gempol. Namun, pelaksanaannya melalui puskesmas-puskesmas terdekat, dan sebagian menjadi sasaran Dinas Kesehatan langsung.
“Kalau untuk santrinya belum, ini baru untuk kiai, pengurus dan tokoh masyarakat sekitar pesantren,” paparnya.
BACA JUGA: Vaksinasi di Desa Pesanggrahan Lancar
Selain Pesantren Khas Kempek, pesantren lainnya yang sudah dijadwalkan vaksinasi adalah Pesantren Al-Bahjah. Namun, untuk pesantren tersebut akan vaksinasi akan dilaksanakan oleh Puskesmas Sendang. “Untuk pesantren Al-Bahjah ada sekitar 200 lebih yang divaksin,” katanya.
Sejauh ini, imbuh Enny, jumlah sasaran vaksin di Kabupaten Cirebon sudah mencapai 40 hingga 50 persen.
“Pesantren kan banyak, datanya itu dari masing-masing Puskesmas belum direkap dan vaksinnya masih variatif, ada yang 40 sampai 50 persen,” tandasnya. (Islah)