Banjir juga Terjang Permukiman Penduduk dengan Ketinggian hingga 100 centimeter
KABUPATEN CIREBON, SC- Hujan dengan intensitas tinggi dan durasi pada Selasa (23/3/2021) sore, menyebabkan ruas jalan Arjawinangun-Gegesik kembali terendam banjir. Di wilayah Arjawinangun, jalan penghubung Desa Arjawinangun-Jungjang juga tidak bisa dilewati kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Pasalnya, ketinggian air di tempat itu mencapai 30 sampai 50 centimeter.
Pantauan Suara Cirebon di lokasi, air masih menggenangi ruas jalan Arjawinangun-Gegesik hingga Rabu (24/3/2021) sekitar pukul 10.00 WIB.
Akibatnya, tidak sedikit kendaraan roda dua yang mogok setelah nekat menerjang banjir. Salah seorang pengendara sepeda motor yang mengaku bernama Madrai, merasa kesal dengan kondisi tersebut. Pasalnya, akibat banjir tersebut dirinya harus memutar balik dan menempuh jalur alternatif Bayalangu- Panguragan untuk bisa sampai ke tujuan, yakni Arjawinangun. Hal itu, membuat waktu tempuh perjalanan jadi semakin jauh.
“Banjir seperti ini sudah sering terjadi. Saya kadang suka kesal juga kalau lewat jalan ini,” ujarnya.
Sementara, Kuwu Desa Bayalangu Kidul, Dodi, mengatakan, selain ruas jalan dan puluhan hektare sawah, banjir juga menerjang permukiman warga Desa Bayalangu. Beruntung, banjir yang masuk permukiman warga tidak sampai masuk ke dalam rumah. Ketinggian air yang masuk ke halaman rumah warga hanya berkisar 10 sampai 15 cm.
“Untungnya hanya sampai halaman-halaman rumah saja,” ujar Dodi.
Menurut Dodi, banjir tersebut merupakan banjir keempat sepanjang musim penghujan tahun ini. Selain karena hujan, kata Dodi, banjir juga disebabkan karena luapan Sungai Posong yang mengalami sedimentasi.
“Katanya sih sungai itu akan dinormalisasi, saya dapat kabarnya dari pihak BBWS sendiri,” kata dia.
BACA JUGA: Dewan Pastikan Pemkab Fokus Tangani Sampah dan Banjir
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan, mengungkapkan, banjir di Desa Arjawinangun menerjang ratusan rumah warga di tiga blok, yakni Blok Posong, Blok Posong Wetan dan Blok Kebon Pring. Alex menyebut, ketinggian air mencapai 30 hingga 100 cm.
“Hujan dengan intensitas tinggi dan berlangung lama serta adanya air kiriman dari hulu menyebabkan meluapnya Sungai Posong. Kondisi ini diperparah adanya penyempitan drainase dan tumpukan sampah yang menyumbat aliran drainase,” kata Alex, Rabu (24/3/2021) siang.
Ditambahkan Alex, banjir juga merendam Kantor Kecamatan Arjawinangun, Kantor Damkar Arjawinangun, musala dan satu sekolah dasar. (Islah)